Mafia 15

66.2K 8K 1.1K
                                    

Seperti yang sudah-sudah kedatangan Mark dan Jeno selalu menarik perhatian semua orang yang mereka lewati. Tapi kali ini sedikit berbeda-- karena kerumunan orang-orang yang terlihat lebih banyak. Bahkan bisa dikatakan tidak biasa.

Alasannya tidak lain karena hari ini keduanya benar-benar datang seperti halnya penampilan pewaris bukannya dengan dandanan ala nerd mereka biasanya.

Mark bahkan dengan cueknya merangkul pundak sang adik yang sejak tadi hanya memasang wajah dingin.

Jika dalam penampilan nerd saja mereka sudah banyak yang menyukai bagaimana dengan penampilan hot?

Pemandangan tidak biasa itu tentu saja membuat Jaemin dan juga teman-temannya yang baru saja datang berdecak kesal.

Sial! Dia tidak suka miliknya dilihat seperti itu. Tanpa membuang lebih banyak waktu lagi Jaemin terlihat membawa langkahnya kearah segerombolan primadona kampus yang terlihat menatap lapar kearah Mark dan Jeno yang tadi baru saja melewati mereka tanpa berniat menoleh.

"Owh. Owh. Owh. OWH!" ucap Jaemin dengan suara setengah berteriak diakhir untuk menarik perhatian gerombolan itu.

"Jaga mata kalian dari pria-ku selama aku masih bersikap tenang" lanjut Jaemin yang membuat orang-orang didepannya itu menatap kearah Jaemin aneh.

"Siapa maksudmu? Mereka? Ck. Jangan seenaknya, mereka mungkin saja tidak mengenalmu" sarkas pria mungil yang berdiri didepan Jaemin.

Hal itu tentu saja membuat keempat teman Jaemin seketika memasang sikap siaga karena percayalah-- biasanya ini tidak akan berakhir baik.

"Keberanianmu patut dipuji tapi-- kau menggunakannya diwaktu yang salah" ucap Jaemin yang kembali melangkah maju hingga berdiri dua langkah didepan pria mungil itu.

"Kau mengancamku huh? Dengar ya? Jika kau mau bersaing denganku untuk mendapatkan Lee Jeno kau sudah kalah. Pecundang" hina pria itu yang justru membuat Jaemin tertawa dengan nada sumbang yang benar-benar terkesan meremehkan.

"Kau memang sangat berani. Tapi sayangnya kita berada di level yang berbeda manis. Lagipula si tampan itu memang sudah menjadi hak paten-ku jadi sebaiknya kau dan teman-temanmu menyingkir. Kalian menghalangi jalan pangeranku jika kalian terus berteriak seperti tadi dia bisa sakit telinga dan aku tidak suka itu" ucap Jaemin panjang lebar kemudian melangkah mundur selangkah dan tersenyum miring.

"Ini peringatan untuk kalian semua. Tidak ada yang boleh mendekati mereka tanpa seijin kami jika masih berani-- silakan saja pilih. Tangan kiri atau tangan kanan" ucap Jaemin dengan mata yang menatap kearah kerumunan yang sepertinya beralih menonton mereka.

"Tapi satu yang bisa kupastikan-- rasanya akan sama. Sama-sama menyakitkan" lanjut Jaemin seraya berbalik pergi yang tentunya dengan segera diikuti oleh teman-temannya.

"Well. Kupikir akan ada adegan gulat lebih dulu" bisik Jisung pada Haechan yang hanya terkekeh.

"Itu karena sekarang masih pagi. Dia masih bisa lebih tenang, coba saja ini siang hari-- pasti lebih panas" balas Haechan yang membuat Jisung mengangguk.

Yeah. Setidaknya mereka bisa melewati hari dengan tenang pagi ini.

***

Jaehyun terlihat mengusap peluh yang membasahi dahinya. Hari ini kafe sangat ramai dia bahkan belum sempat makan siang.

Jaehyun yang awalnya menunduk untuk mengistirahatkan badannya terlihat sedikit kaget saat merasakan dingin dipipinya.

"Sayang?"

"Kau sudah makan?" tanya Taeyong yang entah datang dari mana dan mendudukkan dirinya didepan Jaehyun yang terlihat tersenyum manis menatap sang kekasih.

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now