Mafia 21

69K 7.1K 714
                                    

Jeno hanya bisa menghela napas bosan saat mendengar topik pembicaraan orang-orang yang duduk tidak jauh dari tempatnya.

"Bahkan disaat makan saja mulut mereka masih bisa menggosip. Semoga mati tersedak kenangan" rutuk dan maki Jeno saat namanya terus saja disebut dengan sembarangan.

Mulai dari topik: Penampilan dan wajahnya yang tampan hingga sampai kedatangannya dan Jaemin kekampus tadi pagi.

Menyebalkan.

Perhatian Jeno sedikit teralih saat tiba-tiba saja tiga orang tidak dikenal mengambil tempat duduk didepannya dan memasang senyum menggoda.

"Hai Jeno" sapa salah satu dari mereka dengan nada sensual yang justru membuat Jeno mual.

"Kalian ini seperti setan saja. Tiba-tiba datang tanpa tau dari mana" ucap Jeno pedas.

"Ternyata tidak hanya penampilanmu yang hot tapi juga cara bicaramu" goda pria yang duduk ditengah seraya memberikan kedipan genit kearah Jeno.

"Kau kelilipan?" heran Jeno malas dan ingin cepat pergi dari sana.

Jika bukan karena Jaemin yang meminta untuk menunggu dikantin sudah dari tadi Jeno pergi.

Kemana perginya kelinci nakal itu?

"Kau tau Jeno, ototmu itu terlihat sangat keras. Boleh aku menyentuhnya?" tanya satu-satunya gadis bermata bulat yang duduk disisi kiri.

"Maaf saja. Hanya pacarku yang bisa menyentuh seluruh tubuhku" balas Jeno yang menepis kasar tangan kurang ajar ketiga orang didepannya.

"Arrghh" pekik pria yang ditengah saat merasakan sebuah tarikan kasar dirambutnya hingga membuatnya terjatuh dari kursi.

"Bukankah aku sudah memperingatkanmu sebelumnya Dehwi~ssi? Jangan berani kau mendekati milikku" geram Jaemin yang menatap tajam ketiga orang didepannya itu.

Bahkan tanpa mengenal ampun Jaemin juga menginjak tangan Dehwi yang berada dekat dengan kakinya.

"Apa yang kau lakukan!" seru Yejin hendak mendorong tubuh Jaemin namun lebih dulu ditahan Renjun.

"Sebaiknya jangan mengganggu disaat orang lain sedang bicara" ucap Renjun seraya menghempas kasar tangan Yejin.

"Dasar pengecut beraninya main keroyokan!" hardik Sungmin yang terlihat melayangkan tangannya hendak menampar Jaemin.

Tapi belum sempat tangannya menyentuh Jaemin tangannya sudah dicengkram kuat oleh Jeno yang entah sejak kapan bergerak menghampiri si kelinci nakal.

"Sedikit saja kau berani menyentuh kekasihku. Kupatahkan tanganmu" ucap Jeno dengan nada dingin yang membuat Jaemin menyeringai.

"Arrghh" pekik Sungmin lagi saat tangannya dihempas kasar hingga tidak sengaja terkena ujung meja.

"Asal kalian tau saja-- Oh Jaemin itu orang yang sangat baik. Jangan diganggu saja kalau tidak ingin kubalas dengan cara yang lebih menyakitkan" ucap Jaemin yang akhirnya mengangkat kakinya yang sejak tadi menginjak tangan Dehwi.

Jaemin tersenyum sementara teman-temannya terlihat menyeringai.

"Jeno itu milikku jadi jauh-jauh kalian dari pacarku" ucap Jaemin kemudian menarik tangan Jeno untuk pergi bersamanya.

"Kau dari mana hyung?" tanya Jeno saat melihat Mark yang baru saja datang bersama Haechan.

"Kami habis jalan-jalan" jawab Mark enteng sementara tangannya sudah melingkar manis dipinggang Haechan.

"Well. Apa kami melewatkan sesuatu?" tanya Chenle yang menatap lekat kearah Mark dan Haechan bergantian.

Baru saja Mark hendak membuka mulutnya untuk menjawab suara ponsel Jeno terdengar memotong perbincangan mereka.

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang