Prolog

15.9K 1.2K 27
                                    

500 tahun yang lalu...

Trang.. Trang..sing...

Seorang perempuan dengan mahkota bulan di kepalanya sedang bertarung melawan pemimpin kegelapan.

Peluh membanjiri tubuhnya. Di liar, dia masih terlihat kuat, padahal sebenarnya tidak. Dia sudah kelelahan dan kehabisan tenaga. Kekuatannya pun melemah, tapi musuh tidak ada tanda-tanda untuk menyerah. Bahkan musuhnya semakin bertambah banyak.

"AAKHHH!!" Tubuhnya terhantam dengan keras dan darah berwarna biru pun keluar dari mulutnya.

Kenapa warna darahnya biru? Karena dia adalah seorang dewi yang diagungkan oleh semua makhluk immortal.
Dialah....



































Moon Goddes sang Dewi Bulan.

"Uhukk..uhukk." Darah terus keluar dari mulut dan bagian tubuhnya yang terluka.

"Ini seorang dewi yang diagung-agungkan?" ucap seorang pria dengan nada meremehkan.

"Cuihh!!" Wanita itu meludah tepat di muka pria tadi.

"Kau!!" Pria bertopeng tadi menggeram marah.

"AKU AKAN MEMBUNUHMU!!" teriak Sang Dewi dengan penuh amarah.

"Aku bersumpah akan memberantas kegelapan dan menciptakan kedamaian," ucapnya dengan penuh penekanan.

"AKU MENGUTUKMU ATAS NAMA DEWA DAN DEWI PENGUASA DUNIA ATAS. KAU AKAN JATUH CINTA DENGAN DIRIKU YANG LAIN, DAN ITU AKAN MENJADI KELEMAHANMU!!"

Seketika langit berubah menjadi hitam kelam, petir menyambar-nyambar dan angin bertiup kencang.

"Uhukk..uhukk." Darah semakin banyak keluar dari tubuh Sang Dewi.

Pria bertopeng tadi tidak tinggal diam dan memanfaatkan kesempatannya untuk segera membunuh wanita itu.

Pria bertopeng tersebut merapalkan mantra, mulutnya berkomat-kamit. Tanah terguncang hebat, pohon-pohon seketika tumbang. Muncul pedang hitam yang dialiri aura magis di tangannya.

Tanpa membuang waktu, pedang itu segera dihunuskan tepat di jantung wanita tadi.

Jleebb

Darah hitam keluar dari tubuhnya. Matanya melotot tidak percaya.

"Jika aku harus mati, kau pun juga harus mati," ucap wanita tersebut sebelum tubuhnya menghilang berubah menjadi cahaya menyilaukan.

Sedangkan pria tadi perlahan melepaskan topeng  yang menutupi wajahnya.

Mata semerah darah sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih pucat. Darah segar keluar dari mulutnya. Nafasnya terengah-engah dan akhirnya berhenti. Matanya menyiratkan kepedihan dan kehampaan yang mendalam.

"Maafkan aku."

Lalu apa yang terjadi setelahnya? Akankah kegelapan akan terus menyelimuti ataukah kedamaian yang akan merajai?




Bersambung~
                             

Reincarnation of Moongoddes [TAMAT] Where stories live. Discover now