Pra War💢

1.5K 194 5
                                    

Haii para readers yang budiman..
Gimana pjj kalian?? Lancar??
Bnyk tugas y pasti 😌
Gw pun sama n gw nyempetin bwt up crita nih..
Maap yak kalau telat 🤗
Kuyy lah baca, happy reading

==========================

Atmosfer di dalam ruangan semakin pekat. Nyx tidak bisa berbuat banyak, selain memeluk Selena dari belakang dan membisikkan kata-kata menenangkan. Dia ingin melawan pun apa daya, karena kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan adiknya telah hilang kendali seperti sekarang.

Bahkan ini lebih parah dari kejadian dimana Selena melenyapkan ibu tirinya. Hilang kendalinya kali ini muncul karena rasa kecewa dan sakit hati yang mendalam.

Menurut kalian, apa yang dirasakan seorang anak yang tidak dianggap oleh orangtuanya?

Apa yang dirasakan seorang anak saat mereka dicaci maki, disiksa dan tidak diperdulikan orangtuanya?

Satu kata yang mewakili semuanya. Sakit.

Rasa sakit yang dirasakan Selena membuat sisi gelapnya kembali muncul. Bahkan lebih kuat dari waktu itu, dimana dirinya yang lain membunuh ibu tirinya. Hanya satu yang bisa menghentikannya, tapi itu tidak mungkin.

"Tenang lah. Aku mohon, pikirkan akibatnya. Jangan gegabah." Nyx terus-terusan membisikkan kata-kata itu pada adiknya.

"Aku ingin menyadarkan pria tua tak tahu diri itu!" desis sisi gelap Selena.

Nyx sudah tidak tau harus bagaimana lagi. Satu hal yang harus kalian tau, sisi gelap Selena itu keras kepala. Hingga tiba-tiba saja....

Braakk..

Semua orang yang berada di dalam ruangan menengokkan kepalanya serentak ke arah pintu yang sudah tidak berbentuk lagi, di sana berdiri Ere yang penampilannya sudah berubah. Bukan Ere yang memakai seragam SHS, tapi Ere yang memakai jubah kebesarannya.

Ayah Selena terlihat begitu terkejut melihat penampilan Ere yang terlihat begitu gagah dan berbahaya sekaligus. Selena atau 'dia' melirik sinis ke arah Ere. Ingatannya kembali disaat dirinya disebut sebagai perempuan berhati kotor.

"Kau juga sama seperti pria tua satu ini." Tiba-tiba Selena berkata seperti itu sambil menunjuk ke arah Ere.

Selena berjalan pelan menuju Ere dan berdiri tepat di depannya. Dia memajukan wajahnya hingga hidung mereka hampir saja bersentuhan.

"Ku tunggu kau di medan perang."

Setelah mengucapkan itu, tanpa diduga Lena ambruk tidak sadarkan diri dan dengan sigap Ere menangkap tubuhnya. Nyx yang melihat Selena tidak sadarkan diri segera berlari dan mengambil alihnya dari gendongan Ere. Sedangkan Ere hanya diam, berdiri kaku melihat Selena digendong Nyx yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"Mengapa peristiwa 500 tahun yang lalu harus terulang kembali?"

***

Nyx yang melihat Selena tidak sadarkan diri langsung berlari dan merebutnya dari gendongan Ere. Ia tidak perduli tentang kekuatan mereka yang berbeda jauh, demi perempuan yang ia cintai yang sialnya hanya menganggap dirinya sebagai seorang kakak ini.

Nyx segera membawa Selena dalam gendongannya dan pergi dari sana. Para murid perempuan berteriak histeris saat melihat Nyx dengan gentlenya menggendong Lena ala bridal style dengan berlari. Entah kemana rasa takut mereka tadi, tiba-tiba menghilang saat melihat cogan.

Nyx tetap menunjukkan wajah datarnya. Walaupun dalam hatinya, dia mengumpati perempuan-perempuan yang menghalangi jalannya untuk segera sampai ke mobil. Jika saja dirinya tidak ingat ada Lena di gendongannya, sudah dari tadi dia akan meluapkan emosinya pada perempuan-perempuan ini.

Dengan sisa kesabaran yang ada, Nyx berlari lebih kencang dan sesekali menabrak murid-murid perempuan itu. Bukannya mengomel karena ditabrak, murid perempuan di sini justru berteriak kegirangan.

"Baju aku gak bakalan aku cuci deh," celetuk salah satu murid perempuan di sana.

Nyx menggerutu kesal dalam hatinya. "Kenapa jauh sekali?" 

Dia sudah tidak tahan mendengar segala macam pujian dari murid-murid perempuan di sini. Tapi beda lagi jika dirinya dipuji oleh perempuan yang berada di gendongannya ini. Dia tidak akan pernah bosan.

"Akhirnya," lega Nyx saat melihat mobilnya yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Dia melirik ke sana kemari memastikan tidak ada satu orang pun di sana selain dirinya dan tentu saja Selena yang berada di gendongannya. Nyx berteleportasi dari tempatnya berdiri ke dalam mobil.

"Aku akan langsung membawamu ke Istana Bulan."

***

Selena tidak bisa melihat apa pun di sini, semuanya terlihat gelap. Seingatnya, tadi dia berada di ruang kepala sekolah dan bertemu dengan sang ayah di sana.

"Kenapa aku bisa sampai di sini ya?"

Tiba-tiba saja ada setitik cahaya berwarna putih yang tidak jauh dari tempat Selena berada. Karena penasaran, dia melangkahkan kedua kakinya mendekati cahaya itu. Saat dia dekati, anehnya cahaya itu semakin terang dan semakin terang.

Namun cahaya itu tiba-tiba saja meredup dan digantikan sosok perempuan cantik memakai gaun bewarna putih dan mahkota bulan yang berada di kepalanya. Dia tersenyum ke arah Selena dan dia pun membalas senyumannya dengan kaku. Dia merasa aneh saja jika bertemu dengan seseorang yang mirip dengannya.

"Hai kita bertemu lagi."

Selena hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. Moongoddes tertawa kecil melihatnya yang masih saja gugup saat bertemu.

"Aku sudah bilang padamu bukan kalau aku akan menemuimu lagi," ucapnya sambil tersenyum.

Selena mengingat-ingat dan menganggukkan kepalanya.

Moongoddes tersenyum lagi. "Selena, aku ingin memberitahumu satu hal. Nyx mungkin belum sempat untuk memberitahumu tentang ini karena kau sudah terlanjur tidak sadarkan diri."

Selena mengernyitkan dahi bingung. "Kapan aku tidak sadarkan diri?" 

Moongoddes menjawab, "Kau tidak tahu? Baiklah akan aku beri tahu sekarang. Kau ingat kan kalau kau tadi bertemu dengan ayahmu?"

Selena menganggukkan masih dengan raut wajah bingung.

"Lalu setelah itu apa kau ingat apa yang terjadi?"

Dia terdiam sejenak dan mengingat-ingat. Mulai dari Nyx yang memukul ayah dan setelah itu...

"Kau tidak ingat bukan?"

Selena menatap Moongoddes. "Iya."

Moongoddes tersenyum dan mengelus surai berwarna silver miliknya. Sontak saja Selena membulatkan matanya saat sadar akan sesuatu.

"Kemana rambut coklat ku?"

Moongoddes tersenyum kecil. "Aku akan memberitahumu sekarang."

Selena hanya diam dan memperhatikannya.

"Kau memang anak kandung dari orangtuamu. Tapi__"

"Tapi?" ulangnya sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Orangtuamu menikah sudah lama, namun mereka belum juga memiliki anak. Lalu ayahmu meminta anak padaku."

"Bagaimana bisa ayah tahu jika dirimu ada? Eh maksudku dari mana ayah tahu kalau kau bukan makhluk mitos?" tanya Selena.

Moongoddes menatapku dengan tatapan teduh dan menenangkannya. "Maaf aku tidak tahu soal itu," jawabnya dengan raut wajah menyesal.

"Em tidak apa-apa," ucap Selena dengan tersenyum menenangkan.

"Baiklah aku akan melanjutkan. Ayahmu meminta padaku seorang anak dan aku mengabulkannya. Namun dia harus menepati dua syarat yang ku ajukan."

"Apa kau tahu siapa anak yang ku maksud?"

Selena menggelengkan kepalaku sebagai jawaban. Moongoddes terlihat menghembuskan nafasnya kasar.

"Apa ada yang salah dari jawabanku?"




Bersambung~ 🍁

Reincarnation of Moongoddes [TAMAT] Where stories live. Discover now