Mafia 36 (1)

44.5K 5.5K 208
                                    

Jeno terlihat menyerngitkan keningnya heran saat mobil yang dibawa Mark berhenti didepan sebuah bangunan rumah kecil dari kayu namun terlihat asri.

"Hyung. Kau yakin ini tempatnya?"

"Aku hanya mengikuti GPS-nya" balas Mark.

Tidak ingin membuang waktu lama keduanya memilih turun dari mobil dan mengedarkan pandangan kesekitar.

"Jisung ingin mengajak kita bermain urban legend atau apa sih?" sungut Jeno saat menatap sepatunya yang kotor karena lumpur basah.

Sepertinya daerah itu baru saja dijamah hujan.

"YA ! PARK JISUNG!" teriak Jeno seraya memukul pagar kayu didepannya.

"Apa yang kau lakukan? Itu ada bell idiot" kesal Mark seraya menunjuk tombol kecil dibawah tanaman rambat.

"Owh. Tidak lihat" balas Jeno yang sekarang ganti memencet berulang-ulang bell yang dimaksud Mark.

"Sepertinya kau harus diajari lagi atau masuk sekolah tata krama bertamu kerumah orang"

"Ck. Harusnya yang wajib belajar lagi itu hyung bukan aku, aku kan belajar darimu" kilah Jeno yang membuat Mark hanya bisa menghela napas.

Benar juga.

Tapikan Mark belajar dari Jaehyun? Apa itu artinya Jaehyun yang harus masuk sekolah tata krama?

What ever.

"Kenapa lama sekali sih?!" kesal Jeno saat melihat Jisung membuka pagar rumahnya dan mempersilahkan keduanya masuk.

"Ini rumah persembunyianku dan Papa-ku" jelas Jisung yang membuat Mark menyerngitkan kening.

"Kenapa kau membawa kami kesini? Apa kita tidak bisa bertemu ditempat biasa? Minimal rumah pohon" ucap Mark seraya mendudukan dirinya disofa single ditengah ruangan.

"Ada banyak hal yang ingin kuceritakan pada kalian berdua, dan kuharap kalian bisa membantuku untuk bicara pada ayahmu"

"Ayahku?" heran Jeno.

"Yeah. Jaehyun Park. Putra Phoenix-- The Leader of Underground"

"Bagaimana kau tau soal itu. Siapa kau sebenarnya Park Jisung?" tanya Mark dengan nada dingin dan jangan lupakan juga tatapan menusuk yang kedua bersaudara itu layangkan.

"Ini soal Papaku dan juga-- mungkin cerita lama terkait..." untuk sesaat Jisung terlihat ragu kemudian menarik napas panjang.

"Rencana untuk membunuh Lee Taeyong" lanjut Jisung yang sontak membuat Jeno menurunkan kakinya dari meja dan ganti menatap serius kearah temannya itu.

"Jelaskan tanpa menutupi hal apapun. Karena jika sedikit saja kau berani main-main-- peluru di mainanku ini masih utuh" ucap Jeno yang entah sejak kapan memegang sebuah revolver ditangan kirinya.

***

Sementara itu jauh di mansion besar keluarga Oh, Sehun terlihat mengeram marah menatap beberapa orang bawahannya yang memang dia tugaskan untuk mengawasi Jaemin.

"Benar-benar tidak becus! Sekarang apa yang akan kalian lakukan huh! Bagaimana kalian menemukan putraku?" hardik Sehun penuh amarah yang membuat semua orang menunduk takut, termasuk juga Kai yang terlihat diam disudut ruangan.

"Maafkan kami Tuan. Jumlah mereka sangat banyak" jelas salah satu anak buahnya.

"Mereka juga menggunakan cara licik Tuan" imbuh yang lainnya.

"Sialan!"

BRUK.

PRANG!

Begitulah suara hancurnya barang yang menjadi korban pelampiasan pria Oh itu.

"Kerahkan semua anak buahmu untuk mencari keberadaan putraku" titah Sehun seraya berbalik mengambil kunci mobilnya.

"S-sehun. Kau mau kemana?" tanya Kai yang akhirnya bersuara membuat Sehun menoleh.

"Meminta sedikit bantuan. Aku tidak bisa membiarkan putraku terlalu lama ditangan keparat yang sudah menahannya" jawab Sehun.

"Kenapa tidak meminta bantuan Jeno? Bukankah dia kekasih Nana?" usul Kai yang membuat Sehun terdiam sesaat.

Benar juga. Sepertinya itu bisa menjadi solusi cepat.

"Kau benar. Aku akan menghubunginya" balas Sehun seraya merogoh ponselnya untuk menelpon cucu Park Chanyeol itu.


.
.
.
.
.
----Ayden---

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now