Chapter 23

2.2K 312 8
                                    

💜

💜

💜

💜

💜

💜

💜

Happy Reading

Mungkin Taehyung memang harus benar-benar berterima kasih pada dua rekan sesama Maknae. Yah, Jimin setelah Taehyung tau akan dipanggil langsung tancap gas terbang mencari para rekan mereka dan Jika Jungkook....... Dengan modal segala rayuan dan Aegyo yang dia bisa, Dia berhasil merayu Ayahnya Jeon Jihoon agar mau bertingkah Bodoh serta dapat menyelamatkan Taehyung dari interogasi guru kelasnya Kim Jong Dae.

Semua terlihat jelas dengan Jimin yang masih kelelahan lalu tertidur Dan Jungkook yang masih setia duduk sambil memajukan bibirnya dan mengusap pipinya. Well, kita tak bisa menduga tentang apa yang dilakukan Jihoon pada pipi Jungkook. Taehyung tak mau membahas itu karna Jungkook pasti akan marah.

"Kookie?" Jungkook yang mendengar panggilan dari Taehyung mendongak dan langsung menghampiri Hyungnya itu.

"Gwaenchana hyung? Tak ada yang terluka? Terpotong? Terkoyak? Ter-"

"BERISIK!" Jungkook menghentikan ocehannya. Yah, yang membentak tadi Yoongi. Ini adalah pertama kali untuk Yoongi membentak maknae mereka. Taehyung yang melihat Jungkook menunduk langsung mengusap kepala maknae mereka. Dia paham maksud perlakuan maknae mereka itu.

"Gwaenchana Kookie. Istirahatlah." Taehyung tak mau bercerita apapun kali ini. Otaknya penuh, kepalanya pusing dan seolah-olah akan meledak. Ia butuh istirahat sekarang. Apa yang mereka bahas bersama Raja tadi membuatnya benar-benar kepikiran. Yah bukan berarti harus dilupakan. Tapi sungguh, itu benar-benar selalu terngiang-ngiang.

Jungkook yang mendapat perintah dari Taehyung mengganguk dan pergi kesamping Jimin. Yah, Dia sangat malas untuk pergi kekamarnya. Biarlah Namjoon bersuka ria dikamar sendirian. Kenapa ia tak tidur disamping Taehyung? Karna Jungkook tau dan cukup paham jika Taehyung sedang dalam kondisi tak baik sekarang. Mungkin ia sedang butuh waktu sendiri.

Yoongi yang ingin beranjak kekamarnya menepuk pelan bahu Taehyung dan membuat Namja dengan iris kehijauan itu menatap iris merah milik Yoongi.

"Jangan terlalu dipikirkan sekarang. Istirahatlah, kau pasti kelelahan" Taehyung mengganguk pelan sambil tersenyum kotak. Yah, setidaknya itu dapat sedikit mengurangi kekhawatiran Hyung pucat nya.

Setelah Yoongi keluar, Taehyung membuka jendela kamar dan langsung terbang keluar. Dia memang sedang butuh waktu untuk sendiri. Atap gedung akademi adalah tujuannya. Menikmati bintang-bintang malam sambil menikmati sejuknya udara malam adalah pilihan yang bagus untuk meredakan kegelisahan bukan?

"Akan selalu ada pengorbanan disetiap penyelamatan. Nyawa ditukar dengan nyawa. Buah sempurna tumbuh dari pohon yang dirawat dengan kerja keras. Dan hal berat akan ringan jika dilakukan bersama. Andaikan disuruh memilih menyelamatkan atau diselamatkan? Mengorbankan atau dikorbankan?" Kalimat itu terus terngiang dikepalanya. Ia mencoba menutup matanya dan berkomunikasi dengan Reinkarnasinya Seperti biasa. Namun kali ini tak ada respon dari Reinkarnasinya. Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu mengacak-acak surai hijaunya.

"Menyelamatkan atau diselamatkan? Mengorbankan atau dikorbankan? ARGH!!! MOLLA!!" Taehyung menendang-nendang kakinya kesegala arah dan membaringkan dirinya. Ia memejamkan matanya. Berusaha membuang segala macam pikiran soal perkataan dari Ayahnya, Raja Kim Heecul si Snowice Fairy. Ia membuka kedua kelopak matanya yang sebenarnya tanpa sadar bola matanya .

FAIRY 2 : REINCARNATIONOnde as histórias ganham vida. Descobre agora