Berawal dari mimpi buruk yang terus melanda disetiap tidur dan membuat si pemimpi hampir depresi, semuanya berubah180 derajat dengan hal yang tak logis. melanjutkan kewajiban dan tanggung jawab pada kehidupan sebelumnya. dan harus dengan rela hati m...
"Yak! Kenapa Jasad Taehyung hilang?!" Semua mata menatap tak percaya gundukan dedaunan yabg tiba-tiba menyusut. Jungkook lari ketumpukan dedaunan dan langsung menggalinya, disana hanya ada Tubuh Jimin, Sedangkan Taehyung sudah benar-benar menghilang dari sana.
"Yak?! Apa yang kau lakukan?!!" Jungkook dengan emosinya, Menarik telinga Percy dan menatap wajah kelinci itu garang.
"Kalian harus kembali sekarang" Semuanya melotot tak percaya dengan perkataan Percy.
"Kalian akan melupakan Segalanya tentang dunia peri"
"Bagaimana Taehyung dan Jimin?" Seokjin memotong perkataan Percy, tentu prioritasnya saat ini adalah kedua adiknya.
"Tentu kalian tetap harus kembali bukan?" Semuanya menunduk menahan tangis. Bagaimana ini? Apa yang akan mereka katakan pada Sejin Hyung dan bang PD nim? Tapi Percy bilang jika mereka akan melupakan Taehyung maupun Jimin. Dan bangtan akan menjadi berlima? Apa itu bisa?
"Jimin pasti berhasil" Semuanya mengganguk dan mulai sama-sama memejamkan mata. Melingkarkan diri di Batang pohon maple dan mengucap mantra teleport.
.
.
.
"Wae?" Sisurai pirang menatap kesal si pemilik manik Emas. Hey! Tentu dia tau siapa Orang yabg ada dihadapannya ini.
"Berhenti pura-pura tak tau hyung!" Mulut Jimin mengerucut lucu. Ia menatap kesal si pemilik manik keemasan. Dia sengaja menyuruh Hoseok berkeliling dan menarik Namja ini untuk berbicara dengannya.
"Selamat! Kau berhasil kan? Aku sudah menduganya. Percy tertawa terbahak setelah kalian pergi" Serius? Peri ini sudah menduganya? Wah... Keterlaluan.
"Sialan!"
"Jangan berkata kasar begitu anak muda, Aku lebih tuah satu abad lebih darimu" Persetan dengan senggang umur, Jimin tak peduli. Dia amat sangat kesal dengan peri dihadapannya ini.
"Jangan tanya padaku kenapa hanya kau yang bisa ingat. Karna aku juga terkejut." Jimin terkejut dengan tebakan benar daru Baekhyun. Dia tentu ingin bertanya kenapa semuanya lupa.
"Melupakan kenangan Lalu yang menyedihkan pilihan bagus bukan? Pohon suci terlalu banyak berkorban untuk kalian. Tentu dia pasti sangat menyayangi Taehyung" Jimin tersenyum tulus dan mengganguk. Benar, Ini kesempatan mereka untuk kembali hiduo normal. Dan mereka bersyukur karna bisa kembali dan hidup bersama lagi.
.
.
.
"Apa? Mau bertanya juga?" Pemilik surai legam itu memasang wajah datarnya, dan menatap Baekhyun dengan tatapan mensuknya.
"Jimin juga mengingatnya" Tak ada ekspresi terkejut dari Yoongi, Dia hanya ber oh ria. Tentu dia bisa menebak jika Jimin ingat. Di pagi hari semenjak mereka kembali, Jimin dengan tak estentiknya berlari keluar kamar mencari Taehyung hanya fengan Kolor hitamnya.
"Lalu bagaimana A-"
"Kau bisa mengingatnya? Aku tak tau, Itu kehendak pohon suci" Baekhyun memotong perkataan Yoongi. Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada Yoongi.
"Kudengar kalian akan mengadakan acara tukar kado? Aku titip ini dan berikan pada Yang Mulia" Yoongi menatap Kotak kecil yang Baekhyun sodorkan.
"Setelah ini aku akan kembali. Tak ada waktu banyak yang tersisa. Tolong jaga tanah ini dan rumah ini, termasuk pohon maple itu. Semua surat-surat atas nama Taehyung, berikan itu nanti padanya." Yoongi mengganguk. Dan setelah itu, Kilat cahaya kuning muncul disertai dengan menghilangnya baekhyun daru sana.
"Sedang apa hyung?" Yoongi berbalik dan melihat Taehyung trngah memegang dua tumpuk kardus besar dilengannya. Yoongi meletakan Kotak kado itu disakunya dan langsung mengambil satu kardus dari Taehyung.
"Bukan apa-apa"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
