🦋 07 || Mantan

848 118 13
                                    

"Aruna stres! Muka gue jadi kayak cowok bencong kek gini, ah elah." Entah umpatan yang keberapa kali, Arka terus mencaci maki nama Aruna di setiap kalimatnya. Sedangkan sang empunya nama kini hanya rebahan santuy di lantai.

"Na, lo bisa gak sih kalo waras dikit? Gabut lo gak sehat," umpat Arka.

"Ngapasi ngomong terus? Mau di mekap-in lagi?" tawar Aruna.

Arka sontak menggeleng. "Gak Na, gue ampun deh sumpah." Laksa hanya terdiam. Walaupun tadi ia juga mendapat bagian make up dari Aruna. Tapi Laksa bersyukur, lantaran Aruna hanya memolesinya dengan lipbalm. Tidak seperti Arka, lelaki itu mirip pengantin wanita sekarang.

"Ah! Lama!" kata Aruna tiba-tiba. Kedua cowok yang sedari tadi menjaga gadis itu langsung menoleh. Mendapati Aruna yang kini berguling-guling tak jelas sambil mengumpat.

"Yo, anterin Aruna pulang aja! Tinggalin aja Kak Iya," ajak Aruna.

"Bujug buset. Tega amat sama Kakak sendiri Cil," sindir Arka.

"Emang Kak Iya Kakak Arun?" Gadis itu malah bertanya. Laksa menepuk jidatnya, sedangkan Arka mendengkus kesal.

"Iya," jawab Laksa cuek.

"Sejak kapan? Kok Arun gak inget?" Aruna menaikan alisnya sebelah. Di hadapannya, ada Arka yang kini menampilkan wajah sabar. Sesekali cowok itu mengelus dadanya pelan.

"Na, lo kan anak tunggal." Arka memghampiri Aruna. Menarik gadis itu sambil menyeretnya dengan penuh kekesalan yang sudah menggebu.

"Pulang aja udah, lo rese kalo belom diturutin apa maunya!" tambah Arka.

"Gamau!" tolak Aruna. Ia langsung berlari ngibrit. Memasuki kembali ruang OSIS yang sedari tadi menjadi tempatnya menunggu Aliya. Dengan sedikit buru-buru, Aruna langsung menuju Laksa.

"Kak Laksa, mau ya anterin Aruna?" pinta Aruna.

Laksa menoleh. "Kenapa gak sama Arka aja?"

"Gamau, Kak Arka banyak bacot. Arun pusing lama-lama dengernya," jelas gadis itu.

"Oh." Laksa menyahut datar. Aruna ingin menjerit saat ini juga. Untung saja ia baik hati dan pasti rajin menabung. Kalau tidak, pasti ruangan ini sudah penuh dengan suara cempreng milik gadis itu.

"Gue ga bisa. Lo sama Arka aja," jawab Laksa lalu langsung beranjak dari tempatnya.

Aruna melongo. Ia tidak mencegah Laksa, ia juga tidak merengek untuk kali ini. Entahlah, mengapa Aruna baru sadar kalau Laksa sedari dulu dingin? Gadis itu bangkit dari duduknya, menghampiri Arka yang kini tengah diserbu oleh para gadis centil.

"Kak Arka! Minta no wa-nya dong!"

"Kak, masih jomblo, 'kan?!"

"Kak! Pulang ama siapa?"

"AAAA MAY BEBI HANII LOPLIIII!"

Aruna cukup terkejut. Lantaran, ia baru menyadari bahwa Arka cukup terkenal dan diidam-idamkan di sekolahnya. Astaga, kemana saja Aruna selama ini? Lalu, tanpa ada rasa malu sedikit pun. Aruna berjalan ke arah Arka. Mengapit tangan kanan pria itu dengan tatapan mengintimidasi.

"Kak Arka udah punya pacar. Mending kalian kejar yang lain aja," kata Aruna sambil tersenyum manis.

Semua langsung terkejut. Mendengar pengakuan Aruna, beberapa di antaranya langsung berteriak histeris. Arka pacar Aruna?! Sang cowok paling tampan di CHS berpacaran dengan gadis yang lemotnya amit-amit jabang setan?!

Arka menahan tawanya. Dengan sedikit jahil, ia mencolek pipi Aruna. "Pulang, yuk. Kalo hujan bahaya."

Aruna tentu saja mengangguk. Tunggu, Aruna pacar Arka?!

ALSHANA (TERBIT) Where stories live. Discover now