BAB 63

20.1K 1.9K 1.2K
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Sebelum baca chap ini coba cek chap-chap sebelumnya. Kalau belum di vote hayuk di vote dulu🤎🤎

Yuk semangat spam komen setiap line cerita ini💜

Jangan ada yang protes jumlah word ya.. Mending sama-sama ramaikan kolom komentar secepatnya.

Jangan lupa puter mulmednya biar makin ngefeel🖤

Kalau ada typo bilang ya bund💜💜💜

Kalau ada typo bilang ya bund💜💜💜

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

AUTHOR POV•

HIDUP ini penuh cobaan dan juga rintangan. Itulah yang selalu Arsyilla tanamkan dalam dirinya. Tidak perduli seberapa banyak kamu mengeluarkan  tenaga atau menghabiskan waktu-waktu mu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika berakhir sesuai keinginanmu maka perjuangan mu sudah mencapai titik keberhasilan.

Sebaliknya, jika perjuangan itu sama sekali belum membuahkan hasil. Maka kamu tidak boleh menyerah begitu saja. Pilihannya adalah dua, maju untuk kemenangan dan mundur untuk kekalahan.

Bertetanggan dekat dengan laki-laki yang sempat merencanakan siasatnya bersama simpanan ayahnya membuat Arsyilla mengambil peluang itu. Laki-laki itu sama sekali belum pernah ia lihat, baik itu dikantor ayahnya ataupun dirumah.

Misi Arsyilla untuk membongkar kebusukan Liana sudah dilakukannya sejak kemarin. Merelakan dirinya yang terguyur hujan saat merekam gerak-gerik laki-laki tersebut Liana termasuk salah satu pengorbanannya.

Arsyilla berdandan sedikit menor dan terlihat lebih tua dari usianya saat ini. Cewek itu sengaja mengenakan pakaian formal malam ini agar terlihat seperti pekerja kantoran.

Dia berjalan keluar apartemennya sambil membawa sekotak kue bolu yang tadi sempat dibelinya setelah pulang sekolah. Radith bertanya kepada Arsyilla untuk siapa bolu tersebut sebab Arsyilla meminta sang penjual membungkusnya dengan rapi.

Arsyilla tidak menjawab melainkan mengalihkan topik pembicaraan membahas soal-soal yang ia tidak  mengerti.

Gadis itu menekan bel apartemen tetangganya dengan senyum sumringah. Beberapa menit kemudian pintu terbuka menampilkan seorang pria matang dengan dahi mengernyit. "Kenapa ya, Mbak?" tanyanya bingung.

"Saya penghuni baru apartemen sebelah, Mas. Sebagai bentuk perkenalan diri biar kita gak canggung jadi saya bawain bolu untuk anda," jawab Arsyilla formal persis seorang pegawai kantoran. Dia mengangkat plastik di tangannya sambil menyodorkannya ke arah lelaki tersebut.

"Oh, masuk aja dulu, Mbak. Kita bicara didalam aja biar lebih afdol." Lelaki tersebut membuka lebar pintu apartemennya mempersilahkan Arsyilla untuk masuk duluan.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora