BAB 3

47.1K 3.3K 27
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.


•AUTHOR POV•

KINI Arsyilla tengah diliputi rasa jengah memandang guru di depannya yang terlihat membosankan. Bagaimana tidak?

Kepalanya seakan ingin pecah saja sebab tak mengerti satupun yang di jelaskan gurunya tersebut. Macam-macam rumus yang menurutnya sangat aneh untuk diingat.

Arsyilla bangkit dari duduknya tak perduli dengan gadis di sebelahnya yang akan menghujaninya dengan seribu pertanyaan. Sepatu vans miliknya mulai beradu dengan lantai kala kakinya melangkah mendekat ke arah sang guru.

"Permisi, Buk. Kepala saya sakit." Arsyilla memegangi kepalanya agar sang guru mau terbuai dengan aktingnya kali ini.

"Yaudah kamu ke UKS aja sana. Istirahat yang banyak," balas sang guru. Senyum kemenangan terbit di bibir Arsyilla. Aktingnya tampaknya sangat mulus.

"Oke, Buk. Makasih," balas Arsyilla.

Arsyilla berlalu ingin secepatnya pergi dari tempat itu. Sebelum benar-benar pergi, tatapan horor sudah terarah kepada Arsyilla saat ini. Keysa mengucapkan sesuatu tanpa suara yang dengan mudah Arsyilla mengerti. 'Kurang ajar lo sat!"

Terkekeh saja, Arsyilla mengedipkan matanya sembari memeletkan lidahnya mengejek Keysa.

"Akhirnya gue bisa keluar juga dari kandang," gumam Arsyilla.

Arsyillla menyusuri koridor yang tengah sepi. Dia tak ada tujuan lain selain UKS. Entah mengapa ia tertarik untuk beristirahat sesaat di tempat itu dengan alasan sakit, nyatanya tidak.

Sesampainya disana, gadis dengan seragam ketat itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Arsyilla memejamkan matanya mencoba mencari posisi ternyamannya.

Belum genap satu menit, matanya kembali terbuka saat seseorang melayangkan pertanyaan kepadanya.

"Ngapain lo disini?" Arsyilla merutuki keadaan karena sangat mengenal siapa pemilik suara berat tersebut.

"Suka-suka gue lah," jawab Arsyilla ketus.

"Lo cabut lagi?" tanya Radith curiga.

"Enggak. Kepala gue pusing ini," alibi Arsyilla. Ada rasa ingin tahu yang timbul di dalam dirinya kenapa Radith bisa berada di tempat itu. Menarik nafas panjang, ia memberanikan diri bertanya. "By the way, lo ngapain disini?"

"Mau ngobatin ini." Radith menunjuk lututnya yang mengucurkan darah. Spontan Arsyilla meringis melihat sendiri bagaimana parahnya luka pada lutut cowok itu.

"Ngeri banget anjir! Abis ngapain lo sampai kayak gini?" tanya Arsyilla heboh sambil melihat-lihat lutut Radith.

Arsyilla masih meneliti luka Radith yang mana tidak ia sadari jika cowok itu memperhatikannya sejak tadi.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Where stories live. Discover now