BAB 40

37.5K 2.5K 2.2K
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di puter mulmed nya yaw biar baper

Di puter mulmed nya yaw biar baper

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•AUTHOR POV•

AIR semakin deras turun langit yang berangsur menggelap. Lelaki jangkung yang berada dalam ruangan inap itu sibuk berjalan kesana kemari. Berkali-kali ia menoleh ke arah jam di pergelangan tangan sembari menunggu seseorang yang ia tunggu sedari tadi.

Banyak pesan telah ia kirimkan namun urung mendapatkan balasan. Tak sampai disitu, ia berkali-kali menghubungi seseorang yang ia tunggu sedari tadi namun tak kunjung di terima.

"Nih cewek sinting kemana ilang nya lagi," gerutu Radith.

Penyesalan memang datang di akhir. Pikirannya berkecamuk memikirkan Arsyilla. Radith menyesal telah mengantarkan Raisha yang nyatanya sangat membuatnya kecewa. Kejadian tadi tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.

Matanya melirik ke arah wanita paruh baya yang masih memejamkan matanya di atas brankar rumah sakit. Bi Murni beberapa waktu yang lalu meminta izin kepadanya untuk mencari makan terlebih dahulu. Itulah alasan mengapa asisten yang bertugas  menjaga ibunya Arsyilla itu tidak berada di ruangan tersebut.

Penantiannya berbuah hasil, Arsyilla masuk ke dalam ruangan itu. Ekspresi gadis itu tidak seperti biasanya. Terkesan sangat dingin.

Tak ada sapaan penuh godaan yang keluar dari bibir Arsyilla. Mengeluarkan sepatah kata pun tidak. Radith mampu dibuat kebingungan dengan tingkah gadis yang kini tengah melepas sepatunya itu.

"Lo kenapa?" tanya Radith.

"Bukan urusan lo," balas Arsyilla dingin.

Arsyilla yang saat ini berada di depannya seperti bukan Arsyilla yang ia kenal. Tak biasanya gadis itu bersikap dingin kepadanya seperti ini. Radith sadar, Arsyilla mengubah gaya bicaranya menjadi lo-gue kembali.

Radith menatap Arsyilla penuh intimidasi. "Gue tanya lo kenapa?" ulangnya.

Arsyilla memutar matanya malas. "Bukan urusan lo Radithya Genandra." Telunjuknya bergerak menunjuk wajah Radith tanpa rasa takut.

Ponselnya yang kehabisan baterai membuat Arsyilla membongkar tas nya demi mencari-cari charger. Jarinya sama sekali tidak menggapai benda yang sedang ia cari. Arsyilla beralih mengeluarkan seluruh isi tasnya. Tetap saja, benda itu tak ada di dalam tas nya.

Ah, Arsyilla tersadar jika benda itu ia tinggal di rumah Radith.

Sorot mata Radith sedari tadi tak lepas dari Arsyilla. Sikap Arsyilla saat ini menyadarkan dirinya betapa kejamnya ia kepada gadis itu dulu.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Where stories live. Discover now