BAB 31

20K 1.7K 351
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•AUTHOR POV•

PERASAAN minder timbul begitu saja dalam diri gadis yang sudah menegang di tempat itu. Arsyilla tak mampu berkutik saat melihat Raisha berdiri di hadapannya sembari tersenyum.

"Eh, Arsyilla?" tanya Raisha sedikit terkejut.

Sekuat tenaga Arsyilla memaksakan senyumnya. Dia masih kaget melihat Raisha yang muncul tiba-tiba seperti ini. "Hai Raisha. Masuk dulu gih," suruh Arsyilla.

"Wow! Ada si cantik kebanggaan Garuda nih!" seru Galang heboh.

Raisha tersenyum kikuk, merasa sedikit canggung tentunya. "Apaan sih, Gal," kekehnya pelan.

Arsyillla menggeser sedikit demi sedikit tubuhnya ke samping. Menciptakan jarak antara dirinya dengan Raisha. Dirinya tak bisa menampik jika ada perbedaan besar antara dirinya dengan Raisha.

"Hai Radith," sapa Raisha ramah. "Aku bawain buah buat kamu. Semoga cepet sembuh, Dith," ucapnya.

"Duduk di sini, Sha," suruh Radith. Lelaki itu menunjuk bangku disebelahnya, tepatnya menyuruh gadis itu duduk di sampingnya. Raisha menurut saja, ia memilih untuk duduk di sebelah Radith.

Seorang Radith saja menerima Raisha begitu baik. Tidak dengan dirinya. Ah, tentu saja Arsyilla iri. Ia tersenyum kecut memandang kedua orang itu.

Sakit juga ya

Sejuta rasa sakit seperti menghimpit jantungnya. Apa yang bisa ia lakukan? Oh, hanya tersenyum menahan segala rasa yang berkecamuk dalam dirinya.

Arsyilla menggelengkan kepalanya. Dia tidak boleh menyerah dengan mudahnya. Langkahnya pun terarah mendekati Radith. "Dith, biar aku kupasin buahnya ya?" tawar Arsyilla.

"Nggak perlu." Radith memandang gadis itu datar. "Urusan lo udah selesai disini."

Radith kembali memperlakukan Arsyilla seenaknya. Gavin tak suka hal itu, untuk opsi menghina teman sekelasnya seperti ini maka cowok itu akan menentangnya. Arsyilla itu juga bagian dari kelasnya yang mana gadis itu bisa dibilang teman dekatnya di kelas.

"Dith!" sentak Gavin. "Lo nggak pantes bicara kayak gitu."

Fareno juga dibuat geram dengan tingkah sahabatnya itu. "Dith, panas badan lo buat otak lo gak berfungsi juga?"

"Berpikir sebelum lo bicara, Dith!" bentak Saggaf penuh emosi.

Guyonan tidak terselip dalam ucapan beberapa cowok itu. Pertanda mereka sudah terbawa emosi saat ini. Raut wajahnya juga tidak sesantai biasanya. Lebih tegang dan serius.

Ravuno yang masih tetap tenang mulai angkat bicara. "Lo harus tau batasan, Dith," tegurnya.

Terkenal dengan pembawaan tegas dan berwibawa, Ravino memang mampu membuat kesan tersendiri dalam dirinya. Sekalipun ia tidak pernah gegabah dalam menghadapi masalah. Menurutnya itu seperti sesuatu yang sia-sia untuk di lakukan.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Where stories live. Discover now