BAB 67

19.4K 1.7K 1.7K
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Ayo absen dengan emoji💜sebanyak banyaknya

Sebelum membaca chap ini dipastikan dulu kalian udah ngevote di chap-chap sebelumnya.

❗️Setelah membaca chap ini jangan lupa baca info paling bawah ya❗️

Play the mulmed: 🎵Terindah di hidupku- Reygan

Play the mulmed: 🎵Terindah di hidupku- Reygan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•AUTHOR POV•

CUACA malam ini dingin seperti biasanya. Angin malam yang menyejukkan sekaligus mendatangkan penyakit jika dibiarkan berlama-lama mengenai tubuh.

Bintang terlihat kembali menampakkan dirinya pada hamparan langit malam. Sinar rembulan juga menerangi Jakarta pada malam ini. Tidak untuk Arsyilla, secerah apapun cahaya itu menerangi malam ini tetap saja hanya kegelapan penuh kehampaan yang datang kepadanya.

Dinara sangat khawatir dengan kondisi Arsyilla dan memutuskan agar gadis itu menginap selama beberapa hari di rumahnya. Arsyilla tidak membalas dan memilih diam serta mengangguk-ngangguk saja.

Helaan nafas terdengar dari sela mulut Arsyilla. Dia lelah menangis seakan-akan air matanya sudah habis. Gadis itu duduk di atas kursi yang ada pada balkon kamarnya yang ada di rumah keluarga Genandra.

Arsyilla melipat kakinya di atas kursi sambil mendongak ke arah langit. Ia menarik sudut bibirnya sedikit lalu kembali murung.

"Mami bisa ngeliat Syilla dari atas sana kan?" Arsyilla berbicara sendiri sambil tertawa pedih.

"Mami bisa ngeliat gimana hancurnya Syilla sekarang?"

Arsyilla tertawa sambil menangis. "How can i live without you, Mom?"

Derit pintu di belakangnya membuat Arsyilla buru-buru mengusap air matanya. Ia menarik nafas panjang, telapak tangannya bergerak mengipas-ngipas wajahnya agar bisa meyakinkan orang yang baru saja menginjakkan kakinya ke balkon tersebut bahwa dia sudah berangsur membaik.

"Kenapa gak tidur?"

Pemilik suara barinton yang baru saja bertanya kepada Arsyilla itu memilih duduk di sebelah Arsyilla. "Gak bisa tidur?" tanya Radith.

Arsyilla tidak menjawab pertanyaan Radith. Ia memilih menatap langit sambil tersenyum. "Dith, mami bisa liat aku dari atas sana gak?" tanyanya.

"Bisa. Di atas sana pasti nyokap lo sedih ngeliat lo kayak gini," jawab Radith. Cowok itu mendekatkan kursinya ke arah Arsyilla. "Betah ngeliat langit malam?"

Arsyilla mengangguk. "Betah banget. Kaya bikin damai gitu."

"Gue selalu bilang apa kalau bonceng lo malam hari?" tanya Radith. Cewek disebelahnya itu menolehkan kepalanya ke arah Radith. "Angin malam gak bagus buat tubuh," jawab Arsyilla.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang