BAB 72

17.2K 1.7K 5.2K
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Spam emot '❤️' disini->

❗️Chap selanjutnya akan di up jika komen mencapai 5k❗️

Play the mulmed: 🎵Talking to the moon- Bruno Mars

Votenya jangan malah berkurang yaa😍

Votenya jangan malah berkurang yaa😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•AUTHOR POV•

MENYANGKAL sesuatu yang merupakan kebenaran dari kita bukanlah perkara mudah untuk dilakukan. Menahan segala sesak demi tampil bahagia di hadapan semua orang itu sangatlah sulit.

Apapun yang ada di pikiran semua orang yang kamu mau pastilah orang itu mengecap mu sedang baik-baik saja.

Fareno Analkha merupakan salah satu orang yang melakukan hal itu. Berusaha menyalurkan kebahagiaan kepada orang-orang di sekitarnya dengan guyonannya. Nyatanya, Fareno berusaha sekuat menutupi patah hati terbesarnya selama ia hidup di bumi ini.

Tidak apa orang-orang berpersepsi jika dia tidak serius menyukai Aldebara, sebab faktanya jauh dari itu. Fareno sudah lama menyukai gadis itu sejak awal menginjak bangku SMA. Hanya saja dia berani mengungkapkannya kepada teman-temannya baru-baru ini.

"Kalau ada apa-apa tuh jangan berusaha nutupinnya dari teman-teman lo juga, Ren."

Fareno menolah ke samping, tepatnya ke arah Arsyilla yang kini tengah memandang lurus ke depan sembari menjilat es krimnya. "Maksud lo?" tanyanya.

"Fareno Analkha lo gak sepinter itu buat nutupin kesedihan lo dari gue," balas Arsyilla acuh.

"Apa sih goblok? Lo kenapa?" tanya Fareno pura-pura tidak tahu maksud Arsyilla.

Memiliki nasib percintaan yang hampir sama dalam bentuk patah hatinya, Arsyilla bisa dengan mudah mengetahui jika Fareno sedang patah hati saat ini.

Sifat Aldebara yang cuek bukanlah pokok permasalahan cowok itu, melainkan hubungan sebagai kekasih tidak dapat dilakukan sebab perbedaan yang sangat kuat.

Keyakinan.

Fareno bisa saja mengelak dari semua orang, tetapi bukan dengan Arsyilla. Gadis itu entah mengapa sangat peka kepada sekitarnya sehingga ia tahu bahwa Fareno sedang tidak baik-baik saja.

Arsyilla melirik sinis Fareno lalu kembali fokus pada es krimnya. "Gak usah pura-pura tolol, Ren. Walaupun lo emang tolol tapi kalau soal omongan gue tadi pasti lo ngerti," cibirnya.

Fareno melototkan matanya sembari berdecak kesal. "Lo niat nge-support gue atau ngehina sih, Syill?"

Tawa lepas begitu saja dari mulut Arsyilla. "Dua-duanya sih, Ren." Ekor matanya kembali melirik Fareno yang tampak serius menyetir. "Jadi omongan gue tadi bener kan?"

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang