BAB 26

23.9K 1.7K 185
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


•AUTHOR POV•

BINTANG yang bertaburan di langit bebas seperti membius gadis yang tengah mengenakan piyama tidur bermotif mickey mouse tersebut. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ini benar-benar indah hingga membuat dirinya pangling.

Bintang di atas sana seakan-akan sudah menjadi saksi bisu bagaimana lika-liku perjuangan hidup Arsyilla. Kesenangannya, kesedihannya, semua tentang kehidupannya.

Bagai induk dari bintang-bintang yang bertaburan, rembulan menjadi pelengkap di antaranya. Ikut menerangi malam penuh kegelapan ini.

"Indah banget langitnya. Ciptaan Tuhan emang gak pernah meleset, ya." Arsyilla menyesap perlahan susu hangat yang ada di meja kaca sebelahnya.

"Gak tau kapan terakhir kali gue liat ginian. Tapi gue seneng aja. Beberapa tahun belakangan hidup gue berubah banget."

Terus saja bergumam membicarakan apa saja yang membuatnya sedikit lega, hingga tak menyadari akan sosok tegap yang sedari tadi memperhatikannya di belakang.

"Ngapain malem-malem disini?"

Arsyilla segera membalikkan tubuhnya. "Eh, Radith lo ngapain disini?" tanyanya lembut.

"Tadi gue ketuk pintu kamar lo, tapi gak ada balesan. Yaudah pas gue cek ternyata gak di kunci," jawab Radith datar.

Mengangguk sebagai jawaban, Arsyilla menyorotkn pandangannya pada Radith yang masih berdiri di ambang pintu. "Duduk sebelah gue sini, Dith,"suruhnya.

Pernyataan rasa sukanya kepada Radith di depan teman-temannya kemarin membulatkan tekad Arsyilla untuk menaklukkan cowok yang dulunya sangat dibencinya itu.

Semesta mungkin sedang mentertawainya sekarang. Karma tengah jatuh kepada dirinya secara sepihak. Kejam, tapi ini nyatanya. Dia menyukai Radith.

Entah seiring berjalannya waktu akan menghilang atau malah semakin dalam.

"Kesambet apa lo nawarin gue duduk sebelah lo?!"tanya Radith sarkas. Sepanjang apapun kalimat yang keluar dari mulut cowok itu, tetap saja akan terselip kata-kata sarkas di dalamnya.

Alih-alih menjawab, Arsyilla malah menyunggingkan senyumnya. Kerutan tercetak jelas di dahi Radith melihat ekspresi gadis itu.

"Lo kenapa?" tanya Radith heran.

Arsyilla tak berminat menjawab pertanyaan cowok itu. Dia malah mengalihkan topik sesuai apa yang ada di hati dan pikirannya sekarang. "Dith, lo percaya gak yang namanya benci jadi cinta?"

"Percaya gak percaya," jawab Radith.

"Jawab yang bener ih," desak Arsyilla.

"Ya, gue antara percaya sama gak. Gue bukan cenayang jadi gak tau yang terjadi selanjutnya di hidup gue. Gue juga bukan Tuhan yang ngebuat skenario di hidup seseorang."

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Kde žijí příběhy. Začni objevovat