BAB 41

36.3K 2.4K 1.5K
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Puter mulmednya say biar makin ngefeel

Puter mulmednya say biar makin ngefeel

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

•AUTHOR POV•

"WOI Reyhan! Gue cekik mati ya lo!"

"Reyhan sini lo kampret!!"

"Reyhan mati lo di tangan gue!!!"

Reyhan berlari-lari masuk ke kantin dengan Arsyilla, Elsya, dan Keysa yang terlihat mengejernya. Keributan itu tentu saja menjadikan mereka sebagai pusat perhatian.

Lengkingan suara Elsya membuat orang sekitarnya menutup telinga rapat-rapat. Ide cemerlang timbul di kepala Reyhan. Cowok itu berlari ke arah meja yang dihuni Radith beserta teman-temannya tanpa di sadari oleh ketiga cewek yang gencar mengejarnya sekarang.

"Sini Rayhan sayang. Gue mutilasi lo!" sungut Arsyilla.

"Rayhan lo jangan cari masalah ya sama gue njing," maki Elsya.

"Sayang mama sini, Nak. Sini bangke!" teriak Keysa.

Rayhan bersenyembunyi di belakang Ravino sembari memegang bahu cowok itu. Kedatangan cowok itu mengundang tatapan aneh dari Ravino dan teman-temannya.

"Weh anak kadal sini dong! Ngapain lo nemplok di belakang si Ravino hah?!" sewot Arsyilla.

"Ampun dong, Syill. Lo mukul udah kayak jadiin gue samsak aja anjir!" ujar Rayhan memohon.

"Yang nyuruh lo bajak hp gue siapa njing?!" tanya Arsyilla sengit.

Rayhan menyengir tak berdosa. "Iseng doang, Beb. Baperan amat dah lo," ejeknya.

"Masalahnya lo ngechat bang Vano yang aneh-aneh!" sewot Arsyilla.

"Nah iya! Lo juga ngechat bang Aksa pake hp gue ya sat! Mana bilang minta balikan lagi. Dimana letak muka gue hah?!" sewot Keysa menimpali ucapan Arsyilla.

"Gue kan sebagai teman membatu aja cuy. Kasian lo jomblo karatan. Mending balikan sama mantan kan?" Rayhan menaik turunkan alisnya ke arah ketiga cewek itu.

"Rayhan Adi Saputro, gue kadu ke bokap lo ya sat! Gangguin anak perawan orang aja!" sewot Elsya.

Penghuni tetap meja itu hanya mampu menyaksikan perdebatan panjang itu. Radith sedari tadi memfokuskan pandangannya hanya kepada satu orang. Arsyilla yang terlihat menatap sengit Rayhan sampai-sampai mengabaikan eksistensinya di meja itu.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz