BAB 28

20K 1.7K 192
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•AUTHOR POV•

JAKET berlambangkan elang dang tengkorak tak lupa dua kata bertuliskan Dark Shadows dengan sebuah lambang pada sudutnya menandakan orang yang memakainya adalah pemimpin geng besar tersebut. Kosong satu yang selalu di hormati anggotanya.

Radith terus maju sembari mengeluarkan smirk-nya. Lelaki tegap itu begitu tertarik untuk mendekati lawannya saat ini.

"Long time no see Theo Fernando Axior. Only sissy hurts a girl."

Nyali Theo tandas begitu saja saat deep voice milik Radithya Genandra itu memasuki telinganya. "K-kenapa lo disini?" Sial! Theo bahkan merutuki kegugupannya itu.

Tawa renyah keluar dari mulut Radith. "Why you ask me?" tanya Radith balik.

"Mau apa lo?! Antek-antek lo juga mau apa disini?!" tanya Theo.

Seluruh anggota Dark Shadows yang diperkirakan mencapai kurang lebih 200 orang itu turun dari motornya masing-masing. Ragaspati bahkan sudah kalah telak dalam segi jumlah.

Ravino, Saggaf, Fareno, dan Gavin turun dari motornya sambil berjalan mendekat Radith dan mengambil posisi di kedua sisi cowok itu.

"Hai Theo banci," sapa Saggaf dengan nada mengejek. Merasa malu, muka Theo kini sudah merah padam menahan gejolak emosi dalam dirinya.

"Ck, masih ada juga manusia goblok di dunia ini. Di kasih nyawa bukan di jaga baik-baik." Fareno menggelengkan kepalanya heran. Di dunia ini ternyata masih banyak orang kurang akal seperti Theo.

"Badan lo kekar, sayangnya otak lo melar," desis Ravino.

Melihat Arsyilla yang tengah di obati membuat Radith kembali melayangkan tatapan menghunusnya ke arah Theo. "Satu cewek dari mereka luka, maka lo wajib luka di tempat ini," tutur Radith pelan namun mematikan.

Theo akui dirinya tidak sanggup bertarung dengan cowok di hadapannya, ketua geng terkuat di Jakarta, Radithya Genandra. Gengsinya terlalu besar hingga mencoba pura-pura baik-baik saja.

"Kenapa mundur hm?" tanya Radith tersenyum miring. Ia melangkah maju setiap Theo bergerak mundur.

"S-siapa yang mundur hah?!"

"Eh, cong, ngapa lo gugup gitu?" tanya Gavin yang ikut memojokkan Theo.

"Maju. Kalau lo laki!" bentak Ravino.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang