BAB 32

20.5K 1.7K 173
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•AUTHOR POV•

ACARA senggol-menyenggol tengah dilakukan sahabat-sahabat Arsyilla. Gerogi mendominasi diri mereka saat pandangan tajam dari beberapa cowok yang berdiri persis di depan mereka. Kepala pun tak bisa mereka tegakkan rasanya. Entah itu takut ataupun gugup.

"Kenapa bisa disini?" Ravino bertanya dengan nada suara yang datar. Elsya bisa merasakan nyalinya hilang begitu saja ketika melihat ekspresi datar pacarnya itu.

Elsya menutup matanya perlahan. Mampus!

Bahunya di senggol pelan oleh Aldebara yang membuat dirinya kembali membuka mata sembari melirik gadis di sebelahnya itu. Mulut Aldebara tampak bergerak mengucapkan 'mati kita semua'. Sengaja tidak bersuara sebab gugupnya bukan main.

"Lo semua mendadak kicep atau gimana? Heh!  kaleng rombeng biasanya juga lo yang paling banyak nyerocos," sewot Gavin pada Keysa.

Batin Keysa sudah berteriak kencang memaki cowok di hadapannya itu. Bisa-bisanya Gavin tidak sadar bagaimana menyeramkannya perawakannya saat ini. Gimana gak diem coba?! Muka lo semua udah kayak mau nonjokin gue.

"Heh kutu badak! Gue ngomong sama lo." Gavin kembali bersungut karena tak mendapat respon dari Keysa.

Menyengir sesaat, Keysa tidak tahu lagi ingin membalas seperti apa. "Hehehe... santai dong, Vin,"balasnya.

"Sekarang gue yang nanya. Lo semua kenapa bisa disini?" tanya Fareno. Nada suaranya lebih tegas di ikuti pandangan matanya yang menghunus seakan menuntut penjelasan pasti.

"A-anu itu k-kita-" balas Atira gugup.

Fareno mengernyitkan keningnya. "Anu itu apa Atira Fauziah? Ngomong yang jelas jangan anu anu aja."

"K-kita n-nemenin Arsyilla," balas Adelia gugup.

Sebagai pacar tentunya Ravino sangat marah kepada Elsya sebab berulang kali pesan yang dikirimkannya tidal di balas. Ia kembali menatap tajam Elsya. "Sampai gak sadar aku telpon berkali-kali? Di WA juga gak di balas," sindirnya.

Elsya melototkan matanya dan meneguk ludah kasar. Duh mati gue!

"Jawab Elsya Arianti Virnanda." Ravino mendesak pacarnya itu untuk memberikan penjelasan.

Sama seperti Keysa, Elsya tanya mampu menyengir sembari menatap Ravino. "Tadi handphone-nya aku silent. Jadi gak kedengeran," kekehnya.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Where stories live. Discover now