6. Satu kamar dengan pembunuh bayaran.

147K 23.8K 8.4K
                                    

"Katanya takut di kamar sebelah, yaudah tidur di kamar gue," Jawab Gabriel sambil berjalan masuk ke kamarnya.

Anna hanya terdiam di tempat tanpa menjawab. Ia tak tahu saat ini Gabriel sedang bercanda atau tidak. Dirinya ini ingin pulang, bukan di sini.

Punya hak atas dasar apa Gabriel melarangnya pulang? Apa? Dirinya ini sekarang milik Gabriel? Cih.

Mungkin umpatan seperti itu yang ada di benak Anna ketika berhadapan dengan lelaki itu.

"Kenapa masih diem?" Tanya Gabriel seraya membuka lemari. Anna tersentak kecil, bodohnya dirinya ini membicarakan orang mengerikan di dalam hati.

"Aku m-masuk?" Tanya Anna ragu.

"Nih pake," Gabriel mengeluarkan celana panjang dari lemarinya. Perlahan gadis berambut panjang itu melangkahkan kakinya masuk ke kamar Gabriel.

Sungguh, kamarnya sangat luas. Anna sempat melihat-lihat ruangan bernuansa hitam ini. Keliatan simple, tapi mewah.

"Jangan pake celana itu lagi," Ucap Gabriel yang mampu mengalihkan pandangan Anna.

"Uh?" Anna tak begitu jelas mendengar perkataan lelaki di depannya itu. Ia tadi sedang fokus mengamati lukisan bergambar naga yang tergantung di dinding.

"Jangan pernah pake celana itu lagi. Di sini cowo semua, yang cewe cuma lo," Balas Gabriel. Anna pun menundukkan kepalanya dan melihat celana yang sedang ia pakai.

Padahal tak terlalu pendek.

"Itu pake punya gue," Kata Gabriel lagi. Anna pun mengambil celana longgar tersebut.

"Lo tidur aja di situ, gue biar ti-"

"Aku tidur di sini aja," Anna menunjukkan sofa yang cukup besar di dekatnya. Gabriel sempat diam beberapa detik.

"Yaudah, suka suka lo."
"Gue mau tidur duluan," Kata Gabriel.

"Uhm, tapi..."
"Kenapa lantai 4 sepi banget?" Tanya Anna.

"Lantai 4 milik gue. Ngga ada yang punya kamar di sini. Semua di lantai 2 sama 3," Jelas Gabriel.

Tiba-tiba lelaki jangkung itu berjalan kearah Anna.

Anna mengeratkan tangannya yang sedang memegang celana milik Gabriel. Ia perlahan berjalan mundur menjauhi Gabriel yang terus melangkah mendekatinya.

Sialnya, punggung Anna bertabrakan dengan dinding. Ia tak bisa lagi menghindari Gabriel.

"Karna lo sekarang milik gue," Gabriel menggantungkan kalimatnya seraya memandang Anna. Kini jarak di antara mereka sangat dekat, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

"Jadi lo berhak tinggal di lantai 4."
"Berdua.." Gabriel mendekatkan bibirnya ke telinga Anna.
"Sama gue," Bisiknya.

Anna tertegun dengan situasi yang cukup mendebarkan ini, entah mengapa sekujur tubuhnya menjadi panas dingin.

Gabriel tersenyum miring lalu menjauhkan tubuhnya. Anna langsung membuang nafas setelah beberapa detik menahannya.

"Gue mau tidur duluan." Gabriel membuka kancing kemejanya satu persatu.
"Kalau mau ganti, di kamar mandi sebelah situ," Lanjutnya sambil melepas kemejanya.

Dangerous DragonWhere stories live. Discover now