8. Beraninya, dia sentuh Anna!

142K 23.3K 5.5K
                                    

"Udah ketebak bakal gini akhirnya," Gumam Anna sambil menatap foto Vanya.

"Apa?" Ray tak terlalu jelas mendengar kalimat Anna.

"Bajingan itu cuma pengen uang," Anna menoleh kearah Ray. Tatapannya terlihat sangat tajam.

"Siapa?"

"Dia gila harta." Anna mengalihkan pandangannya lagi. Menatap foto Vanya yang sedang tersenyum lebar.

"Anna?" Panggil Ray, meyakinkan dirinya bahwa yang sedang ia ajak bicara ini benar Anna. Takut kalau dia kesurupan. Bodohnya Ray ini!

Anna mengangkat tangannya lalu menyentuh foto tersebut dengan jari telunjuknya.

"Dia," Kata Anna. Perlahan jarinya mulai membentuk tanda silang di foto tersebut.

"Jalang dari yang terjalang," Lanjut Anna.

Ray sedikit terkejut mendengar kalimat Anna. Wanita ini, ternyata bisa mengumpat juga. Mungkin itu pikirnya.

Tentu saja Anna bisa mengumpat. Kalian pikir Anna sepolos itu? Ah, tidak. Kalian salah besar. Dulu, Anna adalah orang yang berbeda. Di sekolah lamanya dan saat papanya masih menemaninya, dia adalah orang yang blak-blakan.

Tapi sekarang,

Jiwa Anna penuh dengan dendam. Batinnya yang memendam amarah ia sembunyikan. Sifatnya yang dulu seakan enggan muncul ketika berada di lingkungan sekolahnya yang baru.

Saat ini masih kuat ia tahan.

Amarahnya belum meluap dalam setahun terakhir ini. Ia selalu diam, menerima perlakuan orang-orang di sekitarnya semenjak papanya koma.

Kita lihat saja, bagaimana jadinya jika gadis sekolah itu mulai meluapkan amarahnya.

"Jadi kalian suruhan mama ku?" Tanya Anna meyakinkan sekali lagi.

"Buat bunuh lo," Jawab Ray. Anna berbalik badan ingin melangkahkan kakinya, namun tiba-tiba saja badannya sempoyongan.

"Heyyyy." Ray berhasil menangkap Anna.
"What's wronggg?" Anna menggeleng. Ia mencoba untuk berdiri tegak lagi. Namun gagal.

"Jangan dipaksa, i'm sorry. Ayo duduk dulu." Ray menuntun Anna menuju sofa.

"Boy, come here," Panggil Ray kepada dua temannya.

"Kayaknya gue terlalu to the point bilangin dia," Kata Ray ketika Fero dan Gabriel datang.

"Kenapa?" Tanya Fero mendekati Anna.

"Lo nggak pelan-pelan ngejelasinnya?" Tanya Gabriel kepada Ray.

"Lo kira ini film? Gue nggak suka menye-menye," Jawab Ray santai.

"Hey girl, lo nggak papa, kan?" Tanya Fero.

"Dia butuh waktu, gue bawa ke atas aja." Gabriel mencoba membantu Anna berdiri.

"Ayo." Gabriel mulai berjalan sambil menuntun Anna.

"Dasar lo," Desis Fero.

Dangerous DragonWhere stories live. Discover now