📍 36. Berubah?

566 90 22
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakhatuh.

🎶Mulmed: Ini Your Time - Lee Suhyun.

Lagunya cocok banget sama part ini. Sangat dianjurkan buat baca part ini sambil dengerin lagunya biar feel nya makin dapet.😙

Happy Reading!❤️

Next cepat? Komen!
Lebih banyak lebih bagus ehe ^O^

Jumat pagi yang cerah. Langit biru dengan matahari yang seolah tersenyum cerita. Berbanding terbalik dengan suasana hati seorang gadis berjilbab segi empat navy dan seragam berwarna senada dengan kerudungnya--seragam identitas SMA Nusa Bakti.

Semua peristiwa beruntun yang terjadi padanya akhir-akhir ini membuat Maryam sama sekali tak bersemangat untuk ke sekolah. Padahal sebelumnya sekolah adalah salah satu tempat favoritnya.

Jangan salah sangka. Maryam tak bersemangat ke sekolah bukan karena ingin menghindari Raga. Yah, walaupun dirinya tidak dapat menyangkal jika sejak malam lelaki itu terus saja mengusik pikirannya.

Apa yang akan dirinya katakan saat bertemu dengan Raga? Haruskah ia menyapa terlebih dulu? Atau diam dan bersikap cuek saja seperti biasanya?

"Raga!"

Mendengar nama lelaki itu disebut, refleks Maryam menolehkan kepalanya ke sumber suara.

Wanda. Dialah orangnya. Maryam sudah tidak heran lagi.

Wanda dengan senyum lebar setengah berlari menuju ke arah Raga yang kini tengah berada di parkiran-- melepaskan helm dan menyisir rambutnya yang berantakan ke belakang dengan jari.

"Pagi!" sapa Wanda antusias.

"Hm. Pagi."

"Kok muka kamu masam banget sih. Sakit ya?"

"Gak."

"Beneran?"

Raga berdecak sebal. "Lu tanya apa ngajak debat?"

"Weh weh weh. Ampun Kang Jago. Ngga berani main-main deh." ucap Wanda dengan ekspresi takut yang kentara sekali dibuat-buat.

Raga tetap flat. Namun sepersekian dekit berikutnya senyum kecil terbit di wajah rupawannya.

"Lu beruntung. Hari ini gue lagi baik hati ceritanya. Jadi lu terampuni." ucap Raga sembari menyambar tas ransel coklatnya kemudian berlalu meninggalkan area parkiran berserta Wanda yang masih terbengong di tempat.

"Demi apa tadi Raga senyum ke gue?!" Wanda histeris sendiri setelah tersadar dari lamunannya.

Tanpa Wanda sadari, sedari tadi Maryam terus mengamati interaksi antar keduanya.

Entahlah Maryam juga heran dengan dirinya sendiri, tidak biasanya ia kepo akan urusan orang lain, tapi untuk kasus kali ini, ia merasa seolah ada magnet kuat yang membuatnya tidak bisa beranjak dari posisinya-- memaksanya untuk tinggal dan terus mengamati kedua sejoli tersebut.

Saking fokusnya, bahkan Maryam tidak menyadari jika kini Raga tengah berjalan ke arahnya.

Refleks Maryam menahan napas ketika pandangan mata mereka bertemu.

Maryam menarik sudut bibirnya membentuk seulas senyum. Yah, walaupun realitanya hanya seulas senyum kaku nan kikuk yang ia yakini membuat wajahnya nampak aneh.

Duh, dasar aku!
rutuknya dalam hati.

Setelah mengumpulkan keberanian, Maryam mencoba menarik senyum lebih lebar kemudian mengangkat tangan kanannya ke udara-- memberi lambaian kecil untuk Raga.

Dia MaryamOnde histórias criam vida. Descubra agora