📍 32. Retak

1.4K 172 91
                                    

Mulmed|Harusnya Aku - Armada Band (Cover Feby Putri NC)
.
.
Lagu di mulmed kayaknya cocok tuh buat mewakili perasaan Wanda di part ini. Lagunya easy listening dah.💛

🔸📍🔸

     "Maryam—"

     Wanda mengernyitkan keningnya ketika mendengar nama Maryam terucap dari bibir Raga. Berbagai pertanyaan bertubi-tubi terlintas begitu saja di pikiran Wanda. Kenapa Maryam? Dan kenapa Raga tak membalas pelukannya? Kenapa Raga hanya diam saja? Dan masih banyak kenapa lainnya.

     Wanda melepaskan pelukannya kemudian menatap Raga yang kini tengah melihat ke arah lain. Bukan dirinya. "Raga?"

     Tak ada respon. Wanda mengikuti arah pandang Raga. Namun hasilnya nihil. Dirinya tidak menemukan siapapun di sana. Wanda dapat melihat tatapan sendu yang menyiratkan makna dalam di wajah Raga. 

     Entah kenapa melihat tatapan sendu di wajah Raga membuat hatinya terasa nyeri. Apalagi ketika Raga hanya mengacuhkannya. Menatapnya saja bahkan Raga terlihat enggan.

     Wanda mendengus kasar. "Raga kamu liatin apa si—"

     "Ikut gue." ucap Raga mulai melangkah melewati Wanda yang masih terbengong di tempat. Menghela napas kasar, akhirnya Wanda ikut mengekor di belakang Raga.

     "Kenapa?" tanya Wanda bingung sembari melipat kedua tangan di depan dada.

     "Wanda, lu salah paham. Ini semua bukan buat lu. Ini untuk orang lain." tegas Raga membuat Wanda tercenung. Wanda menautkan kedua alisnya, "A-apa?" Jika bukan untuk dirinya lalu untuk siapa?

     "Gue yakin lu denger apa yang gue katakan. Berhenti berharap ke gue. Lu hanya akan tersakiti. Gue yakin banyak lelaki di luar sana yang jauh lebih baik dari gue dan bisa bahagiain lu."

     Wanda menatap Raga nanar. Rasanya dirinya masih tidak percaya dengan apa yang Raga katakan. Jika begitu, sebenarnya selama ini dirinya siapa di mata Raga? Kenapa Raga tidak pernah sekalipun menganggapnya? Apa susahnya membuka hati untuk dirinya? "Apakah aku gak pantas untuk mendapat sedikit saja cinta dari Raga?"

     Raga yang ditatap seperti itu oleh Wanda hanya memasang wajah datar. Raga dapat melihat kekecewaan yang tersirat dari mata cokelat Wanda.  Karena tak juga mendapat respon, akhirnya Raga berbalik dan mulai melangkah menjauh dari Wanda yang masih terdiam di tempat.

     "RAGA!"

     Raga menghentikan langkahnya. "Apa?" ucapannya tanpa membalikkan badan.

     Wanda menelan ludah kasar. Walaupun ragu, dirinya mulai angkat bicara. "Apa cewek yang kamu maksud itu Maryam?" suara Wanda terdengar parau. Terlihat sekali jika saat ini ia tengah manahan sesuatu. Tangis? Mungkin saja.

     Raga terdiam sejenak. Tak ada alasan untuk menyembunyikan hal ini dari Wanda. "Ya."

     Jawaban singkat dari Raga mampu membuat air mata yang sedari tadi Wanda tahan lolos begitu saja dari pelupuk matanya. Ini pertama kalinya dirinya merasakan jatuh cinta.

     Orang bilang jatuh cinta itu begitu menyenangkan. Tapi apa ini? Bertepuk sebelah tangan? Ini sungguh di luar kendalinya. Jika dirinya tahu pada akhirnya akan seperti ini, lebih baik ia tidak pernah jatuh cinta pada Raga. Kenapa semesta seolah sedang mempermainkannya? Wanda menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, mencoba menahan isak tangisnya.

     "Sebelumnya gue sudah memperingatkan. Tapi lu gak pernah mau mendengar." Menghela napas berat, Raga kembali melangkah, namun baru tiga langkah— "Apa gak ada kesempatan buat aku? Apa kamu gak bisa membalas sedikit saja perasaan aku?" Wanda menjeda, air mata yang sejak tadi dirinya tahan kini ia biarkan mengalir begitu saja. Dirinya memang cengeng. Dan ia sangat membenci dirinya yang seperti ini.

Dia MaryamWhere stories live. Discover now