📍 34. A plan

2.8K 203 137
                                    

Mulmed|Q.S Al-Kahfi - Shaykh Mishari Alafasy.

miss you all✨

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakhatuh.

Maaf lama menghilang tanpa kabar. Ada sedikit problem di sini. Aku gak bisa ceritain detailnya. Tapi aku mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menunggu dan dukung aku buat terus semangat nulis >///<!💖

 Tapi aku mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menunggu dan dukung aku buat terus semangat nulis >///<!💖

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nih, buat kalian yang kangen mereka. Btw, Wanda cantik yah •^•.
Langsung saja, komen yang banyak yah. Ini udah banyak loh. 4k word lebih!

🔸📍🔸

     Salah satu doanya. Tiga kata itu terus saja terngiang di telinga Maryam sejak dua hari yang lalu. Ia masih belum yakin kalimat itu hanya ucapan iseng atau memang tulus dari hati. Namun, dari sorot mata  yang Maryam tangkap. Tak ada candaan atau gurauan sedikit pun di dalamnya.

     Jadi, apakah Maryam bisa menyimpulkan jika ucapan Raga itu memiliki maksud tertentu?

     Maryam menggeleng cepat. "Berhenti memikirkan hal yang gak masuk akal, Maryam!" Menghela napas berat, Maryam mulai beranjak dari duduknya sembari membawa buku bacaan di tangannya.

     Setelah malam di mana HUT SMA dilaksanakan, paginya Raga tidak berangkat ke sekolah. Hal itu sukses membuat Maryam gelisah dan semakin merasa bersalah. Ia takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada Raga. Banyak prasangka negatif yang terus bermunculan di kepalanya. Sangat sulit rasanya untuk sejenak saja tidak memikirkan keadaan Raga.

     Namun, semua kegelisahan itu sirna ketika pagi ini Maryam melihat Raga yang sudah terlihat bugar tengah bercanda dan tertawa ria bersama teman-temannya.

     Mereka sempat bertegur sapa, tapi sibuknya jadwal pelajaran dan tugas yang semakin gencar diberikan membuat waktu mereka untuk bersama semakin berkurang. Padahal mereka satu kelas. Raga sendiri juga terlihat begitu sibuk dengan tugas-tugas yang dua hari ini tertinggal.

     Maryam menghela napas berat. Saat ini dirinya tengah berada di kelas. Bel tanda istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu. Semua siswa tentunya segera berbondong-bondong meninggalkan kelas dan segala aktivitas pembelajarannya.

     Namun tidak dengan Maryam. Jika biasanya Maryam akan ke masjid untuk sholat dhuha, maka kali ini tidak. Karena tengah udzur, ia lebih memilih untuk pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang sudah habis ia baca.

     Baru Maryam hendak keluar dari kelas, ia sudah dikejutkan dengan kehadiran Wanda di depannya yang kini tengah menyilangkan kedua tangan di depan dada.

     "Ada apa ya?" tanya Maryam ragu.

     Dengan wajah datar Wanda berucap, "ikut gue sebentar. Gue mau ngomong sesuatu."

Dia MaryamWhere stories live. Discover now