📍 4. Flower

3.9K 377 54
                                    

   

    "Mau gue imam-in gak?" ucap Raga dengan senyum penuh makna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    "Mau gue imam-in gak?" ucap Raga dengan senyum penuh makna.

      Maryam menoleh ke arah Raga yang tengah tersenyum padanya. "Emang kamu bisa bacaan solat?" ucap Maryam sambil mengerjapkan mata beberapa kali. Pasalnya penampilan dan perilaku Raga sangat meragukan, atau seharusnya kita tidak menilai seseorang dari covernya?

     "Astaghfirullah, ga boleh gitu Maryam." gumam Maryam dalam hati sambil mengelus dadanya. Sementara Raga hanya tersenyum simpul, entah apa yang ada dalam pikiran lelaki itu.

     "Em maksud aku—"

     "Gapapa. Gue bisa bacaan solat kok, cuma ga inget buat sekarang." sela Raga cepat. Ia tidak tersinggung, hanya merasa payah di depan Maryam. Baru kali ini seorang Raga tersudut, dan itu karena seorang gadis yang bahkan belum ia ketahui namanya sampai sekarang.

      Maryam mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuknya, "Buat sekarang? Berarti nanti bisa dong? Wah, bisa disetting gitu ya ingetnya, unik juga. Gimana caranya?"

      Raga tertawa renyah. "Nih cewek bego, polos, apa pura-pura bego sih?" Sementara Maryam terlihat masih menunggu jawaban dari Raga. Raga mengalihkan pandangan ke arah lain sambil menyingkap rambutnya kebelakang, "Wtf! Gue harus jawab apa?"

      "Eh? Kamu bilang apa?" Raga gelagapan, berdehem kikuk sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana. "Enggak. Gue gak bilang apa-apa, perasaan lu aja kali."

     "Gini aja, kamu bisa imam-in aku atau siapapun solat kalau kamu udah siap. Sebelum kamu jadi imam, kamu harus tau apa makna sesungguhnya juga syarat menjadi seorang imam. Imam bukan sekedar pemimpin, ia lebih dari itu. Maaf ya, aku buru-buru." Setelah mengucapkannya, dengan tergesa-gesa Maryam mempercepat langkahnya. Bukan karena apa, hanya saja bel tanda istirahat selesai akan berbunyi sebentar lagi.

     Sementara Raga kini menghentikan langkahnya. Menatap punggung Maryam yang semakin menjauh, "Ternyata dia terlalu subhanallah buat gue yang astaghfirullah." Raga mengusap rambutnya ke ke belakang. "Apa gue harus ganti nama jadi Imam dulu biar bisa imam-in dia solat? Bomat lah."

🔸📍🔸

      Raga membanting tas ranselnya ke kursi cafe yang terletak persis di seberang sekolah, Diyas teman masa kecilnya dulu memberitahunya untuk datang ke cafe dan berkumpul, atau istilah lainnya reuni. Di sana sudah ada ketiga sahabat kecilnya, yang salah satu dari mereka sudah Raga temui dihari pertamanya sekolah, dia Diyas. Lebih tepatnya hari dimana Raga membolos. Dan dua diantaranya kini menatap Raga kaget.

Dia MaryamWhere stories live. Discover now