📍 9. Dekat?

2.3K 256 38
                                    

 

     Siang ini setelah Raga sampai di rumah, Giya langsung menagih janji Raga untuk mengajaknya bermain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

     Siang ini setelah Raga sampai di rumah, Giya langsung menagih janji Raga untuk mengajaknya bermain. Sebenarnya suasana hati Raga sedang tidak terlalu baik dan rencananya setelah sampai di rumah adalah rebahan. Tapi ia teringat akan janjinya pada Giya. Lagipun ia tidak ingin melihat Giya, adik kesayangannya kecewa.

     Mau tidak mau, setelah berganti pakaian dan beristirahat sebentar Raga dan Giya segera pergi ke tempat yang Giya inginkan.

     "Giya sekarang mau ke mana?" tanya Raga tetap fokus mengemudi mobil.

     "Emm, seharian ini Giya bosen di rumah terus. Gak ada temen bermain lagi, Abang Raga kayaknya juga lagi galau. Ya udah deh, Giya mau main sama anak laki-laki yang waktu itu main hujan-hujanan." Giya berucap antusias.

     "Namanya siapa ya?" Giya nampak berpikir keras— mencoba mengingat-ingat nama anak laki-laki waktu itu.

     "Hasan?" sahut Raga sekilas menoleh pada Giya.

     "Ah! Iya, Hasan forget." balas Giya dengan cengiran imutnya yang membuat Raga terkekeh ringan.

     "So, you can speak in English?" ucap Raga sesekali menoleh pada Giya yang ada di sampingnya. Mau bagaimanapun, ia harus tetep fokus berkendara juga berusaha memperhatikan Giya. Ia akan sedih dan marah jika merasa Raga mengabaikannya.

     "Sedikit-sedikit, Abang. Mama yang ajarin ehe." Raga membalas senyum Giya dan mengusap rambut ikalnya yang kini di kuncir dua dengan sayang. "Anak pintar. Hasan tinggal di Yayasan ya?" gumam Raga pelan.

     Raga kembali fokus pada jalanan di depannya. Ada sesuatu yang mengusik pikirannya, mungkin awalnya ia sudah agak melupakan ucapan Diyas, tapi sekarang jika ia menemui Hasan maka apakah ia juga akan bertemu dengan Maryam?

     Ah, itu bukan suatu masalah besar. Raga bisa menangani semua masalah walaupun hasil akhirnya kadang tak sesuai ekspektasi. Yang pasti, Raga bukanlah orang yang suka lari dari masalah.

     Ia akan menghadapi setiap masalahnya. Karena baginya, seorang yang lari dari permasalahan adalah seorang pecundang. Dan ia tak ingin dicap sebagai seorang pecundang.

🔸📍🔸

     Saat ini Raga dan Giya sudah berdiri di depan gapura Yayasan Darussalam— tempat tinggal Hasan. Entah kenapa perasaan Raga tidak enak. Bukan karena ia gugup atau takut. Ini semacam perasaan... Bersalah? Ya, mungkin. "Tapi untuk apa gue merasa bersalah?"

     "Bang Raga, ayok masuk. Kok malah diem aja." Giya menarik-narik lengan Raga untuk segera masuk.

     Raga mendukung, menatap wajah Giya. "Emang kita boleh masuk? Nanti dikira penyusup lagi." 

     "Enggak! Pokoknya ayok masuk, lihat tuh ada banyak anak-anak yang kayaknya seumuran sama Giya lagi main-main." ucap Giya sambil menunjuk gerombolan anak yang nampak tengah mendengarkan dengan seksama seorang gadis di depan mereka. Sesekali anak-anak itu tertawa. Ah tidak, mereka lebih banyak tertawa.

Dia MaryamWhere stories live. Discover now