📍 3. Impression

4.5K 458 97
                                    

Raga tersenyum miring menatap wajah rupawan yang masih terheran-heran bagaimana ia bisa ada di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raga tersenyum miring menatap wajah rupawan yang masih terheran-heran bagaimana ia bisa ada di sini. "Oh, hai. Kita bertemu lagi."

Maryam mengerjabkan mata beberapa kali. Sedangkan Laili, teman Maryam yang duduk di sebelahnya kini berdiri, menatap Raga heran. "Kamu siapa ya? Perasaan kita belum pernah ketemu tuh. Apa jangan-jangan kamu pengagum rahasia aku lagi."

Maryam ikut berdiri, menatap Laili dan Raga bergantian, "Nih cewek kenapa lagi dah." ucap Raga dalam hati. Raga memijat pangkal hidungnya, sambil menatap Maryam yang kini tengah menundukkan kepala berkecamuk dengan pemikirannya.

"Em, Laili. Dia itu-"

"Gue Raga. Cowok paling ganteng dan cool di antara kita bertiga." sambung Raga dengan senyum miring sambil menyisir rambut jelaga-nya kebelakang dengan tangan.

Laili melotot mendengar penuturan Raga, sedangkan Maryam hanya menghela napas kasar. Maryam tidak habis pikir, bagaimana Raga bisa ada di sini? Murid baru kah? Pasalnya baik Laili maupun Maryam belum pernah melihat Raga di SMA Nusa Bhakti sebelumnya.

"Eh, iya. Gue forget, gudang sekolah di sebelah mana ya?" tanya Raga to the point ketika mengingat alasan awal bagaimana ia bisa sampai di sini dan bertemu dengan dua gadis berjilbab yang sangat bertolak belakang.

"Gudangnya ada di dekat gerbang masuk." balas Laili cepat tanpa melepaskan tatapannya dari Raga. Sedangkan Maryam hanya diam, kesan pertamanya terhadap Raga sudah buruk. Ia tak ingin bersuuzon, tapi tetap saja. Ia kurang suka dengan kehadiran Raga.

"Bukannya ada tulisannya?" sambung Laili.

Raga tersenyum simpul, "Jadi selama ini di situ? Pantes gue cari hampir muter sekolah gak ketemu." gumam Raga dalam hati.

"Oh, ok. Thanks ya." ucap Raga seraya berbalik, dan melangkah menuju tempat tujuan.

Namun baru 10 langkah Raga berjalan, ia kembali berhenti dan menoleh ke belakang. "Oh, iya satu lagi. Lu emang bener, gue seorang pengagum rahasia." Raga mengedipkan sebelah mata sambil tersenyum miring pada Maryam dan Laili, tapi Maryam segera menunduk. Berbeda dengan Laili yang sesaat terpana hingga ia merasakan waktu seolah berhenti berputar.

🔸📍🔸

"Huh, akhirnya selesai juga." Raga menghela napas lega, ternyata gudang sekolah tak sekotor dan sekumuh yang Raga bayangkan. Memang sedikit berantakan, tapi setidaknya untuk membersihkannya tak membutuhkan waktu lama dan banyak tenaga kerja. Ya, walaupun dia juga tidak yakin apakah ini benar-benar sudah bersih sepenuhnya atau tidak.

Kriiiet

Pintu gudang yang setengah terbuka itu kini terbuka sepenuhnya. Menampakkan sosok Bu Wati yang kini tengah menatap Raga yang masih duduk selonjoran di lantai. Sepertinya ia belum menyadari kehadiran Bu Wati.

Dia MaryamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang