📍 31. Truth or Dare

2K 195 158
                                    

Mulmed|Indah Pada Waktunya - Rizky Febian.

⚠️DIWAJIBKAN MENDENGARKAN LAGU DI ATAS SAMPAI HABIS SEBELUM ATAU SAMBIL MEMBACA PART INI!!⚠️

Lagunya berpengaruh banget buat part ini. Biar feelnya makin dapet juga.😆❤️

🔸📍🔸

"Gue datang untuk lu, Maryam Afra Husain."

Lagi-lagi Maryam tidak dapat mengendalikan debaran jantungnya. Dan sekali lagi itu karena Raga.

Raga tersenyum kecil sebelum akhirnya melangkah menjauh dari Maryam menuju panggung acara bersama teman-teman satu grupnya yang sudah menunggu di balik panggung.

"Baiklah, selanjutnya adalah perfomance dari grup marching band kita. Beri tepuk tangan yang meriah!" MC acara berucap lantang, berikutnya diikuti oleh tepuk tangan dan sorakan meriah dari siswa-siswi yang hadir pada malam hari itu.

"AYOK GA! AKU PASTI BISA!" teriak Firman sembari mencomot lemper isi ayam di tangannya.

"KUASAI PANGGUNG DENGAN BASS DAN CYMBAL LU GA!" Radit menimpali tak kalah lantang.

"Mainnya gosah lama-lama kalo lu gak mau snack makan di sini habis di tangan kita!" sahut Diyas kalem, namun tetap dapat didengar oleh Raga dan yang lain. Sesaat, Diyas menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar mereka yang menatapnya julid.

"Temen lu?" Rovino salah satu personil band mengernyit heran.

Raga tersenyum singkat pada mereka yang kini berada tak jauh dari panggung. "Bukan. Gue gak kenal mereka."

"Bangke lu ya!" teriak ketiganya dengan nada dan intonasi yang berbeda. Raga hanya tersenyum samar menanggapi teriakan teman-temannya. Kapan mereka akan berubah? Hanya pertanyaan itu yang terlintas di benak Raga saat melihat tingkah sobat-sobatnya.

Menghiraukan teman-temannya yang kini tengah memasang raut wajah kecut, Raga mulai naik ke panggung bersama anggota personil yang lain.

Laili menyikut lengan Maryam pelan. "Maryam, yuk ke depan sana. Di sini gak terlalu keliatan. Banyak yang udah pada maju tuh." Laili menunjuk murid-murid yang mulai memadati area depan panggung demi melihat idola mereka masing-masing. Laili yang memang sangat suka musik pun juga tak mau kalah.

Maryam tersenyum singkat sembari menggeleng pelan. "Enggak deh, Lai. Aku mau ke belakang dulu. Kamu ke depan aja sama yang lain nya."

Laili menghela napas pasrah. Dari awal Laili sudah menduga jika Maryam akan menolak. Dari dulu Maryam memang tidak suka keramaian dan suasana bising. "Ya udah deh. Kamu hati-hati."

Maryam mengernyit samar. "Aku bukan mau perang Lai, cuma ke belakang juga."

Laili terkekeh kecil. "Hehhe iya deng. Assalamualaikum, aku duluan ya." Maryam menggeleng pelan melihat Laili yang kini setengah berlari menuju panggung.

Sebenernya Maryam tidak benar-benar ingin ke belakang. Ia hanya ingin menepi dari keramaian dan kebisingan. Dan jika dilihat, saat ini tidak ada tempat tanpa keramaian.

Maryam menghela napas panjang dan memutuskan untuk tetap berada di tempatnya berada sembari memperhatikan seseorang yang kini tengah berada di atas panggung.

Lelaki dengan rambut pekat klimis yang diketahui bernama Dika itu meraih microphone yang terpasang di tripod stand mic. Dika berdehem sejenak sembari cek sound.

"Selamat malam everybody! Di malam yang cerah ini gue akan mengcover lagu 'Yang Terdalam' milik Fiersa Basari khusus untuk kalian semua! Bukan hanya itu. Akan ada beberapa lagu yang sudah kita siapkan untuk mengisi malam hari ini. Tu, wa, ga, pat!"

Dia MaryamOù les histoires vivent. Découvrez maintenant