09. Dia Harus Hancur

7.9K 294 10
                                    

*Happy Reading*




Disebuah ruangan besar, seorang pria sendirian disana hanya ditemani dengan setumpuk kertas yang harus ia kerjakan hari itu juga.

Ia sengaja menyibukkan dirinya demi mengalihkan pikirannya dari masalah pribadinya.

Sejenak ia berhenti, mengalihkan pandangan dari komputernya, matanya perih juga jika dipaksakan terus bekerja.

Waktu makan siang sudah selesai. Ia bahkan tidak keluar dan tetap melanjutkan pekerjaannya.

Ia menegakkan tubuhnya yang bersandar pada kursi, pernikahannya tinggal 3 hari lagi, ia bahkan masih belum mengenal calon istrinya itu, Naira Gunner.

Terakhir kali mereka bertemu 2 hari yang lalu, gadis ah perempuan itu hanya menundukkan kepalanya, tidak pernah menatap mata Daniel secara langsung. Bertingkah sok polos dan sok suci.

Ia menunjukkan semiriknya, jalang itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal setelah menghancurkan hidupnya. Ia akan membuat neraka dimana perempuan itu tidak bisa keluar dari sana, penderitaan harus menjadi makanan sehari-harinya, tidak akan ada pilihan lain.

Soal ibunya, ia sudah menyakinkan ibunya mengenai pernikahan ini, hanya sampai jalang itu melahirkan setelah itu mereka berpisah dan Daniel mendapatkan apa yang dijanjikan Morgan.

Tidak mudah memang, tapi ia sudah terlanjur menandatangani kontrak perjanjian sialan itu, tidak ada jalan keluar untuk lepas dari sana.

Soal hubungannya dengan Valerie, mereka tidak pernah berbicara setelah malam itu. Walau beberapa kali berpapasan saat perjalanan di kantor, tetap saja wanita itu buang muka terhadapnya.

Valerie menjadi model iklan perusahaan Gunner Vers Internasional Holding Company atas usulan Daniel, Valerie baru bekerja selama 3 bulan disana setelah menandatangani kontrak 1 tahunnya, berarti masih ada waktu 7 bulan untuk pertemuan mereka di lingkungan kantor.

Belakangan ini Daniel hanya menyibukkan dirinya pada pekerjaan kantor demi melupakan sejenak masalahnya.
Dan lagi ia tidak perlu menyiapkan acara pernikahan mereka, Morgan yang akan mengurus semuanya.

Ia bangkit dari kursi kebesarannya menuju pintu keluar, dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya, Daniel menatap sekitarnya. Sekretarisnya, Aaron baru saja tiba ke mejanya, ntah darimana.

Melihat Daniel keluar, Aaron menghampirinya "Ada apa?" Tanyanya.

"Belikan aku makan siang apa saja."

"Kenapa tidak daritadi sih? Saat waktu makan siang selesai kau baru mau makan" oceh Aaron mengganti nada suaranya membuat Daniel memutar bola matanya, cerewet sekali.

"Tidak usah banyak bicara, belikan sekarang." ucapnya dingin mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

Ia tidak masuk kembali ke ruangannya, toh kerjaannya sedikit lagi selesai.
Ia memutuskan turun ke lantai bawah, ia akan mengecek pekerjaan karyawan kantor.

Saat ia tiba disana, para karyawan langsung kembali ke tempat duduk masing-masing.
Daniel menghembuskan napas jengahnya, sudah biasa jika tidak diawasi bekerja semau mereka.

Just Hold On Where stories live. Discover now