27. Jangan Pergi Dariku

6.5K 320 31
                                    

*Happy Reading*




"Cek semua CCTV yang ada di bar itu, dan cari sampai dapat orang yang memvideokanku! Berikan setumpuk uang untuk mereka atau jika menolak seret mereka ke hadapan hukum!" Perintahnya pada ketiga orang yang berdiri dihadapannya sambil melempar satu koper berisi tumpukan uang.

"Membawa hukum bukan hal yang tepat. Apalagi video kekerasan itu jatuh ditangan polisi, tentu saja status tersangkanya akan berbalik pada lo."

Penjelasan dari Aaron sama sekali tidak mempengaruhinya, Daniel tersenyum miring "jika begitu gue yang akan membeli hukum. Dan gue rasa masing-masing satu koper untuk kalian bukanlah jumlah yang sedikit untuk menyelesaikan masalah sepele ini."

"Baik Pak. Kami akan menyelesaikan masalah ini secepatnya. Ini bukan hal yang sulit." Sela seorang bodyguard kepercayaan Daniel sebelum Aaron kembali protes dan membuat bosnya tambah marah.

"Lakukan sekarang. Sesuai perintah." tentu saja Daniel menyiapkan opsi kekerasan.

Dua pria bertubuh besar itu segera menundukkan kepalanya hormat sebelum pergi meninggalkan Daniel di lobby hotel miliknya.

Daniel memilih kembali masuk ke dalam kamar miliknya, mencari Naira diseluruh ruangan dan berhasil menemukannya di toilet.

Perempuan itu tengah menutupi luka kemerahan di lehernya menggunakan
concealer akibat kelakuan suaminya tadi malam. Daniel mendekat kearahnya dan memeluk pinggang Naira dari belakang, menyadarkan kepalanya di bahu Naira.

"Aku baru bisa pulang setelah menyelesaikan orang-orang yang mengambil videoku malam tadi. Mungkin 2 atau 3 hari lagi."

Naira berbalik, menatap mata Daniel, "apa Papa tidak akan marah jika selama itu?" Tanyanya khawatir, sebab Morgan hanya mengatakan kepergian mereka ke Bali hanya untuk melakukan grand launching hotel yang sudah mereka lakukan semalam.

"Mungkin dia akan marah dan mengira kita menghabiskan waktu disini. Tapi dia akan lebih marah jika video itu tersebar di publik." Morgan pasti bukan hanya marah, tapi pria itu bisa melakukan hal gila lainnya agar seluruh video yang dapat berakibat fatal pada perusahaannya untuk segera menghilang, tapi sebelum Morgan yang bertindak, Daniel memilih menanganinya sendiri.

Tanpa aba-aba, Daniel mengangkat tubuh Naira keatas meja wastafel. "Morning sex?" Tanyanya yang terkesan seperti perintah. Naira membuang pandangannya dari wajah Daniel, "masih sakit." Lirihnya pelan masih merasakan nyeri akibat perlakuan kasar Daniel kemarin. Apalagi punggungnya yang terhempas ke meja besi masih sangat menyakitkan.

Daniel menggeleng, "aku tidak menerima alasan." Wajah pasrah Naira seakan menjadi lampu hijau untuknya, ia mulai menelusupkan wajahnya di bahu Naira, menghirup dalam-dalam aroma sabun yang baru digunakan perempuan itu.

Naira memegang erat meja wastafel yang di dudukinya saat ciuman Daniel mulai menuntut.

Daniel menggendong tubuh Naira bridal, membawanya ke ranjang dan membaringkannya perlahan.

Ia mengusai tubuh Naira secara penuh, membuat perempuan itu tidak dapat bergerak dibawah kungkungannya.

"Tolong pelan-pelan." Mohonnya lirih, menatap ngeri tubuh besar Daniel diatas tubuhnya.

Just Hold On Where stories live. Discover now