53. Maaf

3.7K 221 39
                                    

*Happy Reading*

"I hold on to the pain because it is all I have left of you."







"Ladies and gentlemen,welcome to Bandara Soekarno-Hatta . We would like to inform you that the aircraft has safely landed in Jakarta. Please remain seated with your seatbelts fastened until the seatbelt sign has been turned off. We kindly remind you to keep the aisles clear for those passengers who need to disembark first. Thank you for choosing our airline and we hope you had a pleasant flight."

Begitu intercome yang terdengar di seluruh bagian pesawat, seluruh penumpang perlahan turun dari pesawat yang telah membawa mereka dari Paris.

"Masih seperti dulu, Jakarta panas sekali." Ujar Arkan dibelakang punggung Naira dan Zoe, Zoe menggandeng tangan Naira perlahan, menuntunnya keluar dari kabin yang hanya diisi sedikit orang.

"Kita langsung ke rumah sekarang." Zoe tetap memegang tangan Naira setibanya mereka di pintu keluar bandara, tidak pernah dilepaskan sedikitpun.

Mobil yang sudah dipersiapkan untuk mengantar ketiganya sudah menunggu, bahkan Zoe tidak melepas tangan Naira setelah mereka memasuki mobil.

Xavier sudah datang lebih dulu sebulan yang lalu ke Indonesia, ketiganya baru menyusul sekarang setelah melalui banyak pertimbangan.

Walau sudah tujuh tahun berlalu dan mungkin publik sudah melupakannya, tetap saja tidak ada yang tau apa yang akan terjadi nantinya.

Setelah penangkapan Morgan dan konferensi pers yang diadakan Daniel, seluruh berita maupun video yang menyangkut Naira menghilang di seluruh sosial media tanpa jejak. Daniel tidak segan melontarkan seluruh uangnya untuk membersihkan nama Naira dan men-take down seluruh berita negatif tentang Naira demi membersihkan nama Naira.

Sekarang tidak lagi ada yang berani menyebarkan video itu, Daniel benar-benar mengancam dengan sangat keras siapapun yang berani menyebar luaskan hingga ia harus berurusan bertahun-tahun dengan polisi.

Naira menatap gedung-gedung pencakar langit yang mereka lalui melalui kaca jendela, kota ini, mengingatkannya kembali pada seseorang dari masa lalunya yang selama ini berusaha ia lupakan dengan sangat keras. Ntah seseorang itu masih menetap di kota ini atau sudah pergi jauh, Naira hanya berharap tidak bertemu dengannya lagi.

Mau menghindar bagaimanapun, tetap saja tempat ini mengingatkannya bahwa jauh di dalam hatinya, masih ada bagian yang masih ditinggali olehnya. Seakan menyapanya kembali, 'masihkah kamu ingat denganku?' Tentu saja, memori tentangnya masih tersimpan dengan sangat baik diingatannya.

Zoe mengeratkan genggamannya di jemari Naira, membuat perempuan itu menatapnya, "kamu baik-baik saja?" Tanyanya menatap Naira, perempuan itu banyak diam selama dipesawat hingga sekarang, membuatnya khawatir.

Naira tersenyum, "aku baik-baik aja Kak, kamu tidak perlu khawatir. Aku hanya---kagum dengan perubahan Jakarta setelah tujuh tahun berlalu."

Just Hold On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang