34. Confession

6.3K 344 64
                                    

*Happy Reading*

Mencintaimu, adalah bentuk terindah dari penghancuran diri...





Daniel beranjak dari meja Cafe diikuti Aaron, mereka sudah menyelesaikan pertemuan dengan salah satu client penting. Membicarakan mengenai produk client yang akan mulai dipasarkan dan promosi di mall dibawah naungan perusahaan Morgan.

Daniel dan Aaron berjalan menyusuri mall mengevaluasi keadaan dan menyelesaikan permintaan client tersebut yang merupakan salah satu produk fashion terkenal dengan diikuti beberapa direksi penanggung jawab mall.

Menurut Daniel, turun langsung ke lapangan terasa jauh lebih ringan daripada harus berkutat di depan komputer seharian.

Setelah menemukan kesepakatan dan menandatangani kontrak, Daniel dan Aaron berjalan menuju pintu keluar. Mall ini seperti labirin yang tidak ada habisnya, sangat luas dan ramai. Tidak heran jika menelan ratusan miliyar selama pembangunan.

Setelah para direksi dan client meninggalkan mereka, Aaron membuka pembicaraan.

"By the way, lo tau kan Pak Morgan punya banyak aset dari mall dan apart dimana-mana, tapi beliau hanya punya satu rumah yang bisa dibilang karyawan seperti gue juga bisa beli rumah kaya gitu. Apa yang ngebuat beliau betah disana? Apalagi dia juga punya bisnis jual beli properti." Pertanyaan baru saja dilontarkan oleh Aaron membuat Daniel berpikir sejenak.

"Setau gue, rumah itu pernah ditinggali bersama istrinya." Daniel tidak terlalu tau banyak hal tentang istri Morgan karena pria itu tidak pernah membahasnya. Ia hanya tau Naira penyebab wanita itu meninggal.

"Woah gue gak nyangka dibalik sikapnya yang otoriter, beliau juga setia."

"Lagipula rumah itu masih bagus, terawat dan strategis. Sayang jika hanya dijadikan invest." Daniel memang lebih menyukai rumah yang tidak terlalu luas di dalamnya. Melelahkan menurutnya apalagi lebih menguras kantong. Sama seperti Morgan, Daniel lebih suka berinvestasi di bidang properti seperti hotel, apartement dan jual beli saham daripada koleksi rumah atau mobil mewah. Sayang pajaknya.

"But not totally sih, enggak lama setelah kematian istrinya beliau menikah lagi. Padahal istri lamanya jauh lebih cantik daripada Bu Lydia." Julid Aaron.

"Lo enggak tau keluarganya? They have fashion and jewelry brands, we have place to sell them. We're rich. We're rich, pernikahan bisnis."

Aaron tertawa mendengarnya, "Pak Morgan memang gak pernah puas dengan kekayaannya saat ini."

"Gue nggak akan heran kalau dia meminta diurat wasiatnya dikubur bersama hartanya." Aaron kembali terkekeh, semakin kencang, "kualat lo ngatain mertua sendiri."

D

aniel menghentikan langkahnya di samping sebuah toko pakaian. Lebih tepatnya pakaian dalam wanita yang terpampang jelas di etalase toko dengan brand mahal itu.

Sial pikirannya langsung terjun bebas membayangkan tubuh istrinya, Naira memakai lingerie putih itu. Sialan Daniel masih siang!

"Lo mau lima juta?" Tawarnya pada Aaron yang memang mata duitan. Tapi yang membuat Daniel kagum adalah dia tidak menikmati uang itu sendirian melainkan untuk membiayai kehidupan ketiga adiknya.

Just Hold On Where stories live. Discover now