38. Belajar Mencintaimu

5.6K 326 32
                                    

*Happy Reading*

*
*
*
*

William, pria paruh baya itu berjalan memasuki sebuah cafe, menemui seorang pria yang tiba-tiba mengaku memiliki bukti mengenai kasus kecelakaan 13 tahun silam. Walau ia ragu, mungkin saja orang itu menipunya tapi tidak ada pilihan lain, ada kemungkinan pria itu adalah kunci kasus kecelakaan naas itu.

"Maaf, apa anda Pak Jonathan Benedict?" William bertanya pada seorang pria yang sudah menunggu dimejanya, pria itu tampak masih muda sepertinya usianya sekitar 30 tahun.

"Benar. Saya sudah menunggu anda. Silahkan duduk." Ujarnya tersenyum tipis, William duduk di kursinya memandangi Jonathan. Tunggu bukankah dia memiliki nama belakang yang sama dengan Daniel? Apa mereka punya hubungan?

"Apa yang anda katakan sebelumnya benar? Apakah anda benar-benar memiliki bukti dari kasus kecelakaan 13 tahun lalu?" Pria paruh baya itu langsung mengintrogasi Jonathan.

Jonathan mengeluarkan foto kecil dari saku jasnya, memperlihatkan foto usang yang masih dirawat dengan baik. Ia menyerahkannya pada William.

"Perkenalkan sebelumnya Saya adalah Kakak tunggal dari Daniel, dan orang yang di foto ini adalah saya bersama ayah kami didepan mobil yang baru saja beliau beli hari itu."

Ternyata benar perkiraan William, pria ini memiliki hubungan dengan Daniel. "Lalu apa yang dapat menjadi bukti dari foto ini?"

"Anda bilang, merk mobil yang diperkirakan sebagai tersangka adalah mobil keluaran terbaru pada tahun itu, bukankah mobilnya tampak mirip? Warna silver, dibeli pada tanggal 25 mei tepat dengan kecelakaan itu."

William menatap lamat foto itu, tidak ada bukti cctv saat kecelakaan itu terjadi karena tidak pernah terpasang cctv di tempat kejadian. Jadi ia tidak memiliki bukti cukup untuk mencari siapa pelakunya.

"Bukankah saat itu hanya beberapa orang saja yang bisa membeli mobil keluaran terbaru tepat saat launching? Saya rasa akan mudah menemukan siapa pelakunya." Lanjut Jonathan menatap mata William.

"Kenapa anda memberi ini pada saya sedangkan orang di foto ini adalah ayah anda? Apa anda mencurigainya? Dan apa tujuan anda melakukan ini?"

Pertanyaan dari pria paruh baya itu membuat Jonathan tersenyum miring, "Tentu saja karena Naira adalah adik ipar saya, bukankah ada hal penting sehingga anda membuka kasus ini lagi? Kenapa anda mati-matian membela Naira?"

"Karena saya juga seorang ayah, saya tidak akan bisa membayangkan kalau anak saya yang dipukuli bertahun-tahun atas hal yang bukan salahnya. Naira dicap sebagai pembunuh ibunya padahal orang yang menyetir mobil itu jauh lebih pantas disalahkan. Lalu bagaimana jika ayah anda adalah pelakunya? Apa anda sedang menjebaknya sekarang?"

"Tidak, ayah saya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Saya melakukan ini untuk membantu membersihkan nama Naira dan adik saya satu-satunya, Daniel." Ujarnya menyeringai membuat William menaruh curiga pada pria asing ini.

Tiba-tiba mengaku sebagai Kakak Daniel dan menuduh ayahnya sendiri? Apa dia gila?

"Oh ya, jika anda sudah mengetahui siapa pelakunya tolong kabari saya. Dan jika pelaku sebenarnya adalah orang yang saya maksud, tolong beritahu saya duluan dari siapapun." Jonathan mengulurkan tangannya pada William.

Just Hold On Where stories live. Discover now