20. Maaf, Salahku

6.9K 293 9
                                    

*Happy Reading*






Di dalam mobil yang melaju kencang itu hanya ada kediaman dari keduanya.

Naira memegang pergelangan tangannya yang sedikit sakit karena tarikan Daniel, dan Daniel yang memandang serius kearah jalanan.

Hingga Daniel menepikan mobilnya di depan sebuah butik yang sebelumnya mereka datangi.

Naira memandang Daniel yang keluar dari mobil tanpa pergerakan, bingung mau melakukan apa.

Daniel yang melihat Naira hanya diam menghela nafasnya kasar, dengan geram ia membuka kembali pintu mobil dan membentak kearah perempuan itu, "apa yang kau lakukan?! Turun! Perlu dibukakan pintu?!" Daniel kembali menutup pintu mobilnya dengan kencang membuat Naira buru-buru turun.

Mereka langsung disambut dengan ramah oleh para karyawan,

Daniel menunjuk kearah Naira yang terlihat bingung, "pilihkan baju sederhana namun terlihat elegan untuknya."

Seorang wanita menghampiri Naira,

"Memangnya untuk acara apa tuan? Agar kami bisa menyesuaikan gaun dan riasannya." Tanya wanita itu dengan sopan.

"Acara keluarga. Riasannya jangan terlalu berlebihan dan terbuka." Ujar Daniel yang juga menatapnya.

Acara keluarga? Keluarga siapa? Keluarga Daniel? Tapi sepertinya tidak mungkin, ia tidak pernah dikenalkan pada keluarga Daniel. Ia hanya sekali bertemu ibu mertuanya dan kakak Daniel hanya saat pemberkatan. Atau keluarganya? Naira menggenggam erat kedua tangannya. Ia tidak suka hadir kesana.

Sepanjang dirias, pikirannya tidak tenang bertanya-tanya akan kemana mereka. Jujur saja ia belum siap jika bertemu keluarga pria itu, ia yakin ibu mertuanya tidak menyukainya. Tapi untuk menolak ia juga tidak berani.

Hari sudah mulai gelap dan Naira baru selesai, ia berjalan keluar dengan pelan karena gaunnya yang panjang.


D

aniel menatap Naira intens, dalam hati ia memuji hasil dari para stylist yang membuat Naira terlihat lebih bersinar, walau wajah Naira tanpa riasan juga tidak terlalu buruk.

Setibanya mereka di mobil mewah Daniel yang baru pertama kali Naira lihat, Daniel mulai mengataka kemana dan apa yang harus dilakukan perempuan itu disana.

"Hari ini nenekku berulang tahun, beliau tinggal di luar kota tapi
hari ini ia merayakan pestanya di kota ini."

Naira menatap dan mendengarkan dengan baik setiap kalimat Daniel, ia juga baru tau Daniel memiliki nenek.

"Ini ulang tahunnya yang ke 67. Keluargaku akan berkumpul, dan mereka pastinya datang dari kalangan atas. Jadi jangan membuatku malu, image dan table manner sangat penting bagi mereka, jadi bersikaplah anggun dan bertingkah seperti pasangan di depan nenekku. Aku tidak ingin beliau memikirkann yang tidak-tidak."

Jelas Daniel panjang lebar, sepertinya ini pertama kali Daniel berbicara sebanyak ini padanya.

"Baik kak." Naira mengangguk patuh.

Jujur saja ia sangat gugup, ia berharap keluarga Daniel mau menerimanya walau itu terdengar mustahil setelah apa yang dilakukan keluarganya pada Daniel.

Just Hold On Where stories live. Discover now