42. Goyah

5.3K 278 54
                                    

*Happy Reading*




Pagi itu ditanggal 25 November, Daniel diikuti Naira keluar dari mobil yang membawa mereka kediaman Ibu Daniel. Naira mengamati pohon dan bunga yang memenuhi pekarangan itu, sangat indah. Sedangkan Daniel mengernyitkan alisnya melihat mobil yang dikenalinya terparkir rapi dihalaman.

"Ayo masuk." Daniel mengandeng tangan Naira, membawanya ikut masuk ke dalam.

Tidak ada yang menyambut mereka masuk ke rumah padahal suara penghuni rumah yang tengah asik mengobrol terdengar kencang hingga kehalaman.

"Mama aku datang dengan Naira." Ujar Daniel memasuki ruang tamu diikuti Naira membuat semua orang menatap keduanya, suara bising tadi seketika lenyap tak terkecuali suara Valerie yang tengah berbincang dengan ibu Daniel, wanita itu duduk bersama Risa di sofa yang sama.

Daniel terdiam menatap semua orang yang ada disana, sial kenapa dua orang itu berani datang?!

Naira refleks melepaskan tangannya dari genggaman Daniel membuat Daniel mengalihkan atensinya menatap tangan Naira yang tampak bergetar. Terlihat ekspresi tegang diwajahnya.

Daniel kembali mengenggam tangan Naira yang terasa dingin dan menarik perempuan itu agar lebih dekat padanya, tidak memperdulikan Naira yang berusaha melepaskan.

Daniel menatap tidak bersahabat kearah Jonathan yang duduk di samping Ares, Iparnya. Seperti biasa, Jonathan tidak membalas tatapan tajamnya.

"Untuk apa dia kemari?" Daniel mengepalkan tangannya, emosinya tersulut melihat wajah tidak peduli pria itu, sedangkan Rieva dan suaminya sudah panik Dengan keributan yang mungkin akan terjadi.

Jonathan bangkit dari sofa, tangannya ditenggelamkan dalam saku celana bahannya, "bagaimanapun Mama Risa tetap Mamaku Daniel. Wajar jika aku datang kemari untuk menghormatinya."

Naira menahan lengan Daniel agar pria itu bisa mengendalikan dirinya. Daniel akhirnya mengalah, memilih tidak membuat keributan dihari ibunya. Ia menatap Valerie yang juga menatap kearahnya, sungguh ia merindukan Valerie yang dikenalnya.

Risa tersenyum senang melihat Valerie dan Daniel yang saling melemparkan tatapan "Niel kamu udah makan? Valerie bawa banyak makanan, dia masak sendiri lho. Kamu harus cicipi, ini enak sekali." Risa bangkit dari duduknya lalu menghampiri anak bungsunya yang lebih tinggi darinya.

"Happy birthday Ma..." bisik Daniel membuat Risa tertawa pelan mendengar kata-kata Daniel, "tumben sekali, biasanya kamu paling anti ngomong manis begini." Daniel memang tidak pernah memberinya ucapan manis apapun, melainkan sebuah tindakan daripada kata-kata. Sedangkan empat orang disana hanya menyaksikan interaksi keduanya sambil tersenyum.

Setelah pelukan terlepas, Risa menarik Daniel kearah meja makan yang diisi banyak makanan, mengabaikan Naira yang ada disamping Daniel. Valerie lalu menyusul dan ikut duduk disamping Daniel, Naira hanya diam tidak berani ikut bergabung.

Daniel dan Valerie serasi sekali ya, pantas saja Daniel sulit melupakannya dan seringkali membandingkan dirinya dan Valerie.

Rieva yang melihat Naira hanya diam memperhatikan suaminya dari belakang membuatnya ikut sakit hati. Bagaimana bisa tantenya sangat mendukung anaknya untuk melanjutkan hubungan dengan Valerie padahal Daniel sebentar lagi sudah akan menjadi ayah. Ya walaupun Daniel dan Valerie lebih dulu menjalin hubungan, tapi mau bagaimanapun Naira dan Daniel sudah menikah, tidak ada apa-apanya dibandingkan status Daniel dan Valerie yang hanya sebatas kekasihnya.

Just Hold On Where stories live. Discover now