28. Akhir Masa Lalu

5.7K 294 32
                                    

*Happy Reading *




Naira sedang melamun menatap gelas berisi air putihnya di meja bar saat Daniel keluar dari kamarnya dengan penampilan serba hitam, dia sedang berbicara di ponselnya.

Penampilannya sangat rapi, padahal ini sudah jam 10 malam.

Takut Daniel kembali ke club dan mabuk-mabukan, Naira memutuskan menghampirinya yang terlihat mondar-mandir keluar masuk kamar.

"Kak mau pergi kemana?"

Tidak ada jawaban, Daniel mengabaikannya dan sibuk berbicara di telepon dengan bahasa yang tidak di mengertinya, kalau ia tidak salah sepertinya itu bahasa Perancis.

Daniel kembali masuk ke kamar tanpa menjawab pertanyaannya.

Tidak lama kemudian, Daniel kembali keluar dengan topi hitamnya yang menutupi wajah.

Naira menghampirinya, menahan lengan Daniel, "Kak, mau kemana? Jangan mabuk-mabukan lagi."

Daniel hanya diam, lalu suara dering telepon kembali berbunyi di ponselnya, Daniel menghampaskan lengannya dari genggaman Naira.

"Saya turun kebawah sekarang." Ujarnya serak pada si penelepon dengan bahasa Indonesia.

Naira menatap punggung Daniel yang mulai hilang dan pintu kembali tertutup.

Daniel marah? Sepertinya iya, dia sudah terlalu lancang sore tadi.

...

Jam sudah mengarah ke angka 2 pagi, tapi Daniel belum juga kembali. Daritadi ia gelisah menunggu Daniel pulang, padahal dia juga tidak tau Daniel kemana.

Dadanya tiba-tiba sesak, air mata tidak bisa ditahan lagi. Ntah kenapa ia sangat sensitif malam ini.

Naira menghabiskan waktunya menangis hingga tanpa sadar sinar matahari mulai menembus kamar yang ditempatinya.

Daniel tidak pulang semalaman.

Naira mengusap matanya yang terasa perih, berusaha bangkit dari tempat tidur walau kepalanya terasa sangat berat. Naira melirik jam pada nakas, sudah jam 6 pagi.

...

Suara gedoran kencang membangunkannya dari tidur. Astaga sekarang sudah jam 12 siang dan dia tertidur sampai jam segini.

Kepalanya terasa sangat sakit, dengan terpaksa Naira berjalan perlahan kearah pintu, suara ketukan semakin kuat. Tidak mungkin Daniel kan? Dia bisa masuk semaunya.

Dengan perlahan, Naira membuka pintu. Jantungnya berdetak semakin keras melihat dua orang dengan tubuh tinggi besar berada di depan pintunya.

"A--ada perlu a-pa?" Naira berjalan mundur saat dua pria asing itu tiba-tiba masuk ke dalam. Naira ketakutan bukan main.

"Ambil ke dalam kamar dan bawa kesini." Perintah salah satu pria dan dituruti pria satunya lagi.

Keduanya berjalan menuju kamar dan keseluruhan ruangan. Melihat salah satu pria yang membawa koper Daniel, Naira memberanikan diri menahan koper itu, "siapa kalian? Kenapa membawa koper suami saya?"

Just Hold On Where stories live. Discover now