33. Terbiasa Denganmu

6.1K 340 49
                                    

*Happy Reading*










Daniel membuka matanya saat cahaya dari sinar matahari menembus jendela ruangan kecil yang mereka tempati.

Pandangannya langsung berhadapan dengan wajah tenang Naira yang masih tertidur dalam pelukannya. Daniel mengelus pelan air mata yang mengering di pipi Naira.

Merasa ada yang menganggu tidurnya, Naira membuka netranya perlahan.

"Morning." Kata sambutan pertama Daniel membuat Naira segera tersadar dari rasa kantuknya. Tidak pernah menyangka paginya akan disambut dengan senyuman lembut nan menenangkan darinya.

Naira hanya tersenyum kaku disapa tiba-tiba oleh pria yang berstatus suaminya. Walau sudah menikah selama 5 bulan, tetap saja hubungan mereka tidak lebih seperti kedua orang asing.

Daniel bangkit dari brangkar, membuka kemejanya yang dikancing asal-asalan tadi malam.

Naira mengalihkan pandangannya dari melihat dada telanjang Daniel, wajahnya memerah mengingat kegiatan mereka tadi malam. Pertama kalinya Daniel melakukannya dengan lembut, rasanya sungguh sangat berbeda dari yang biasa mereka lakukan.

Daniel melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 8, dia terlambat dan sudah pasti akan terkena teguran dari Morgan.

Benar saja saat Daniel membuka ponselnya, 10 panggilan tidak terjawab dari Aaron menyambut layar.

Daniel mengusap wajah bantalnya yang belum terkena air, kemudian berjalan mengambil jasnya yang tersampir di sofa, lalu menghampiri istrinya yang sudah duduk di brangkar.

"Aku ke kantor dulu. Kau masih disini kan? Nanti malam aku kembali." Daniel meninggalkan kecupan singkat di keningnya lalu akan beranjak dari sana tapi Naira menahan tangannya.

"Kak apa boleh temani sebentar ke dokter obgyn? Perutku kram dari tadi." Ujarnya pelan meminta pengertian Daniel, karena penyebabnya juga pria itu sendiri.

Daniel berbalik, menghela nafas, "Kau ada di rumah sakit jika lupa. Tinggal jalan beberapa langkah sudah bisa bertemu dokter kandungan kan?"

"Jangan manja." Kata penutup darinya membuat Naira menyerah, ia melepaskan tangan Daniel begitu saja.

Setelah melontarkan kata-kata sadisnya, Daniel benar-benar beranjak keluar dari kamar yang mereka tempati tadi malam.

Naira menurunkan bahunya, harusnya dia tidak bilang begitu tadi, hubungan mereka sudah sedikit membaik karena permintaan berlebihannya membuat Daniel kembali jengkel padanya.

Naira kembali berbaring, mencoba memejamkan mata dan tidur. Kapan lagi bisa tidur di jam segini, jika di rumah sudah pasti dapat pukulan.

Satu setengah jam mencoba tertidur dan mencoba segala posisi tidur, tetap saja tidak bisa terlelap karena perutnya masih terasa kram bahkan lebih parah.

Tidak ingin terjadi sesuatu hal, Naira turun dari brangkarnya. Berniat menemui dokter kandungan barunya, dokter Adriana.

Omong-omong, Naira baru tahu dokter muda cantik itu menyukai Zoe dan di tolak mentah-mentah. Dan lebih parahnya alasannya karena dirinya.

Bukankah akan canggung saat mereka bertemu nanti? Tapi dari gelagat Adriana merawatnya, wanita itu melakukannya dengan baik.

Naira tetap memutuskan menemuinya, tidak ingin mengambil resiko terjadi apa-apa pada kandungannya.

Just Hold On Where stories live. Discover now