40. Hidup Denganmu

5.9K 267 37
                                    

Mulmed : A Glimpse of us (Danil yang belom move on)

*Happy Reading*




"Tadi aku sudah takut Kakak akan ngomong kasar lagi..." Naira meremas kemeja belakang Daniel, pria itu menarik pinggang Naira mendekat kearahnya.

"Aku belum siap untuk cerita tentang masa laluku.. tapi suatu saat aku pasti cerita kok. Boleh kasih aku waktu? Aku janji secepatnya." Naira belum siap untuk menceritakan semuanya, bagaimana jika kejujurannya hanya akan membuat Daniel pergi dari hidupnya?
Ia belum siap kehilangan perasaan ini, saat ia merasa sedikit dicintai dan aman.

Daniel menaikkan alisnya, "kamu nggak perlu lagi cerita apa-apa, aku tidak mau dengar lagi."

"Bukannya aku ingin menyembunyikan sesuatu, aku hanya takut membayangkan jika semua orang tau, mereka akan menatapku dengan pandangan jijik." Naira menunduk dalam.

"Kamu sadar? Kamu terlalu berlebihan sekarang."

"Bagaimana kamu bisa bilang begitu Kak. Kamu nggak pernah tau apa yang sudah kulalui." Tubuhnya bergetar menahan tangis, "Kakak nggak pernah tau bagaimana orang-orang begitu jahat padaku seolah aku cuma permainan dimata mereka."

Daniel menarik dagu Naira agar menatap kearahnya, "apa yang 'mereka' perbuat padamu?"

Perempuan itu menggeleng, kembali menunduk membiarkan air mata membasahi pipinya. "Setiap kali aku harus mengingat perbuatan mereka, sama seperti membuka luka lama. Rasanya aku perlahan mati dari dalam."

"Mereka siapa Naira?!" Daniel mengoyangkan tubuh Naira, meminta penjelasan dari ucapan tidak tentu arah perempuan itu.

"Aku cuma mau melupakan masa laluku. Kalau masa laluku menghambat Kakak untuk menerima kehadiranku, kita sebaiknya berpisah saja." Dengan berani Naira mengatakan itu walau rasanya sama saja dengan menyakiti dirinya sendiri.

Daniel terdiam mencari keraguan dimata hitam kelam itu, jelas terpancar banyak keraguan disana.

"Kalau ku-iyakan "ayo berpisah" apa yang akan kamu lakukan? Mencari orang lain yang tidak akan mempermasalahkan masa lalumu?"

"Tidak lagi... aku sadar diri, kalau aku jadi Kakak pun aku nggak akan bisa menerimanya."

Daniel mengerutkan alisnya, jika yang dimaksud Naira adalah perlakuan keluarganya terhadap dirinya adalah masa lalu menyakitkan itu, Daniel sama sekali tidak masalah dengan itu semua atau Naira sedang membicarakan tentang dia yang sering tidur dengan pria lain? Daniel sama sekali tidak dapat menangkap maksud dari perempuan dihadapannya ini.

"Maaf aku terlalu berlebihan, aku cuma takut dengan apa yang akan terjadi jika aku mengecewakan nanti." Naira mengusap air matanya lalu tersenyum tipis kearah Daniel, dia kira setelah mendapatkan Daniel hidupnya akan jauh lebih baik, tapi dia lupa seberapa jauh perbedaan diantara mereka.

"Berhenti bicara tentang perpisahan, kamu seperti... akan pergi ketempat yang jauh. Salahkan dirimu yang membuatku tidak bisa melepasmu." Daniel membawa tubuh istrinya ke pelukannya, apa jadinya jika ia kehilangan dua orang yang dicintainya dalam waktu berdekatan?

"Whatever happen's tomorrow, we've had today. Jangan cemaskan apapun." Bisiknya menenangkan.

Malam ini, Daniel menceritakan banyak hal tentang dirinya pada Naira. Dari mulai hubungannya dengan mendiang ayahnya, Jonathan dan kehidupannya selama diluar negeri dibawah tekanan Morgan tanpa ada yang ditutupi.

Just Hold On Where stories live. Discover now