15. Kebencian

8K 297 17
                                    

Mulmed : Depend On It - Liam Payne

*Happy Reading*






"Totalnya xx.xx nona." ujar seorang wanita yang berprofesi sebagai kasir disebuah supermarket.

"Ah ya, sebentar." ujarnya mencari uang untuk membayar, matanya terkejut melihat jumlah uangnya tidak mencukupi, Naira merogoh semua tempat pada tasnya mencoba mencari lembaran uang yang kurang namun nihil.

Seorang pria dibelakangnya melihat gerak-gerik Naira yang kebingungan, ia meletakkan botol minumnya pada kasir lalu maju lebih dekat kearahnya, "biar saya yang membayar kekurangan nona ini" ujarnya tanpa menatap Naira membuatnya tidak enak hati.

Sebelum antrian semakin panjang, Naira membawa semua belanjaan yang diminta Lydia menjauhi kasir dan menunggu pria yang menolongnya di depan, setibanya pria itu, mata mereka bertemu seperti tidak asing baginya, ia mencoba mengingat pria di depannya, matanya terbelalak terkejut mengingat ia adalah pria yang sama bersama Daniel pada malam pernikahan mereka.

Pria itu menghampirinya dan tersenyum manis kearahnya "tidak perlu diganti nona, saya hanya membantu" ujarnya mengalihkan perhatian Naira, mata mereka kembali bertemu, pria itu memandang lekat kearahnya membuatnya sedikit takut.

"Tidak, biar saya ganti, tapi uangnya ada di rumah, bagaimana, apa anda ingin menunggu? Tidak, alamat anda? Boleh saya tau jadi saya bisa mengembalikan uangnya?" Ujarnya terbata yang mendapat kekehan dari pria itu.

Ia mengulurkan tangannya kearah Naira, "perkenalkan saya Jonathan Prawira Benedict, panggil saja Nathan" ujarnya tersenyum manis, Benedict? Ia mempunyai marga yang sama dengan Daniel.

Melihat Naira yang yang diam, Nathan mengayunkan tangannya kearah mata Naira untuk mendapatkan fokus perempuan itu, "maaf, saya Naira" ujarnya sambil tersenyum.

"Ah begitu, senang bertemu denganmu, dan kebetulan saya sedang tidak ada keperluan mendesak, saya bisa menunggu kok" ujarnya.

Bagaimana jika ia kelamaan? Jarak antara rumah lumayan jauh dengan keberadaannya, setidaknya butuh waktu hampir satu jam untuk sampai ketika ia jalan kaki ia tidak mungkin membuat pria ini menunggu lama, tapi jika ia membawanya ke rumah bagaimana dengan tanggapan Daniel? Pria itu ada di rumah hari ini karena ini hari minggu. Apa mereka sudah berbaikan? Bagaimana jika bertengkar karenanya?

"Bagaimana jika saya antar ke rumah, agar menghemat waktu" tawarnya mendapat anggukan ragu dari Naira, ia takut dengan reaksi Daniel nanti.

Pria itu menggiringnya menuju mobil dirinya yang terparkir tidak jauh dari supermarket, mobil itu terlihat sangat mewah, pasti ia bukan orang sembarangan.

Nathan mulai menjalankan mobilnya dengan perempuan kaku disampingnya, hanya ada obrolan kecil diantara mereka, ia tidak berani menyinggung tentang Daniel padanya karena sepertinya pernikahan mereka tidak lah baik-baik saja.

Kurang lebih 20 menit berkendara, langit semakin gelap, mobilnya tiba di sebuah rumah mewah dengan gerbang tinggi di depannya dengan penjagaan ketat.

Naira meminta mereka membuka gerbang agar mobil Nathan bisa masuk karena jarak antara gerbang dan pintu rumah cukup jauh.

Nathan mengenalkan diri sebagai teman dari Daniel yang mengantarkan Naira membuat para penjaga bersedia membuka gerbang untuknya.

Mobilnya melaju kearah rumah, namun dari arah pintu, seorang pria berjalan dengan kemeja putihnya sebatas lengan kearah mobilnya yang terparkir, pakaiannya tidak formal, ia memang tidak berencana ke kantor sore itu melainkan menemui Valerie.

Just Hold On Where stories live. Discover now