16. Kacau

7.8K 289 35
                                    

*Happy Reading*




"Ini laporan yang anda minta Pak, semua data pribadi wanita itu sudah ada di laporan ini."
Ujar sekretarisnya sopan membuat pria itu mengangguk.

Ia mulai membuka lembaran-lembaran kertas yang berisi data pribadi wanita yang sudah dipantaunya beberapa bulan ini.

Ia menyunggingkan senyum semiriknya melihat bagaimana riwayat hidup seorang Naira Gunner istri dari adiknya, Daniel.

Ia Jonathan Prawira Benedict kakak dari Daniel Oliver Benedict.

"Hari dimana ibunya meninggal ada di taman Butchrad Garden?" Matanya terbelalak terkejut. "Wow sebuah kebetulan."

"Baik, tugasmu kali ini sangat memuaskan Orland." Senyum jumawa terbit di bibirnya membuat sekretarisnya ikut tersenyum.

"Baik, terimakasih Pak." ujarnya lalu keluar dari ruangan itu menyisakan Jonathan seorang.

Morgan Gunner, ia tau nama itu walau hanya dua kali bertemu dengannya saat ia masih kecil. Dulu, almarhum ayah tirinya selalu membahas tentang orang itu dengan senyuman mengembangnya. Sekarang orang itu yang menjebak anaknya Daniel pada perangkap keluarga mereka. Sungguh balas budi yang konyol.

***

"Ku dengar kakakmu Jonathan tiba beberapa hari lalu dari Amerika. Sepertinya perusahaannya disini cukup kompeten untuk menyaingi kita. Sepertinya ini akan menjadi persaingan yang menegangkan." ujarnya dengan senyum meledek dan hanya mendapat dengusan kesal dari atasannya, Daniel.

"Siapa peduli? Ia hanya direktur utama yang menjabat. Dia perlu menjilat mereka puluhan tahun lagi untuk menguasai perusahaan itu, sedangkan aku, aku akan mendapat saham dari setengah perusahaan ini sebentar lagi." Ujarnya menyeringai mendapat senyuman remeh dari sekretarisnya.

"Setidaknya ia berusaha menjilat atasan dengan usahanya. Kau tau? Menjilat para direktur yang haus akan uang tidaklah mudah. Sekali kau melakukan kesalahan, maka tamat lah riwayat hidupmu. Setidaknya dia berusaha tidak denganmu yang hanya menikahi seorang gadis dapat saham." Ujarnya memancing emosi atasan dan sahabatnya yang kelihatannya sudah terpancing.

"Kau kira menikah dengan orang yang tidak kau kenal sama sekali mudah? Aku-" ucapannya langsung dipotong Aaron, "setidaknya kau mendapat keuntungan lebih besar" ujarnya menyeringai.

"Aku harus menutupi aib perempuan itu dengan nama baikku, mengorbankan harga diri ku dan di cap sebagai pria yang menghamili perempuan lain karena putus dari kekasihnya, kenal saja tidak, bagaimana aku bisa tidur dengannya? semua orang memandangku sebagai pria menyedihkan. Jika aku bisa, aku tidak akan menyetujui pernikahan konyol itu hanya untuk memperbaiki nama baik jalang itu. Tapi aku tidak punya pilihan."

"Aku berani bertaruh kau pasti sudah menikmati tubuh istrimu yang kau bilang "jalang" itu." Ujarnya tersenyum jumawa membuat Daniel membuang wajahnya kearah lain.

"Aku tidak selera dengan barang bekas." Ujarnya dingin membuat suara tawa Aaron pecah.

"Lihat sejauh mana seorang Daniel Oliver Benedict bertahan dari godaan tubuh istrinya sendiri." ia tersenyum nakal membuat emosi Daniel naik. Ia berdiri dari kursinya mengepalkan tangannya berniat memukul wajah menyebalkan sekretaris sekaligus sahabatnya itu namun ia langsung lari meninggalkan ruangan Daniel sebelum wajahnya terkena dampaknya.

Just Hold On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang