1. Putri yang dikutuk

5K 882 154
                                    

Tinggalin jejak komentar setiap baca untuk dukung author. ❤️


“Ayahanda tahu aku mencintai Pangeran Candrakusuma. Bagaimana bisa Ayahanda berencana menjodohkan Niranjana dengannya? Apakah Ayahanda tidak memedulikan perasaanku?” Tangis pecah membasahi mata hingga mengalir ke pipi Shanika. Gadis ayu yang memiliki kulit putih dan rahang tirus itu memohon pada ayahandanya, Raja Birawa sambil bersujud di balai utama.

Tiada satu pun di ruangan itu yang menatap Shanika dengan iba. Justru perbuatan Shanika dianggap mempermalukan dirinya sendiri sebagai putri kerajaan.

“Bangunlah, jangan gegabah. Kau membuat noda di wajah Ayahanda!” Suara Raja Birawa begitu tinggi hingga membuat Shanika tersentak kaget. Shanika bangkit sambil duduk bersimpuh di depan Raja Birawa. Ketika pandangannya beralih ke sisi para mantri, Shanika merasakan pedih tiada tara karena menjadi bahan cemoohan mereka.

“Kau harusnya sadar diri. Pria mana yang akan menikahimu jika kau diramalkan akan menjadi perawan tua? Bukankah Pendeta tinggi kerajaan mengatakan, pria yang melamarmu akan berujung pada kematian sebelum hari pernikahan? Sudah ada tiga orang pria yang menjadi buktinya. Mereka bertiga mati mengenaskan sebelum menikahimu.” Raja Birawa bahkan enggan melihat putri bungsunya sendiri.

“Dayang, bawa Putri Shanika ke kediamannya, kemudian siapkan Putri Niranjana untuk pesta lamaran lusa,” titah Raja Birawa. Shanika membiarkan dirinya dibawa paksa ke istana kediaman putri. Tatapannya kosong dan langkahnya lunglai tiada kekuatan tersisa. Bagaimana ia bisa merelakan pujaan hatinya menikahi kakaknya sendiri?

Sejak pertama kali bertemu Candrakusuma saat mengunjungi Argaloka beberapa waktu lalu, Shanika langsung jatuh cinta. Pangeran dengan tubuh gagah dan lihai menggunakan panah itu bahkan memberikan Shanika hadiah kain sutera. Candrakusuma menunjukkan ketertarikan yang sama pada Shanika ketika setiap surat yang Shanika kirim, ia balas dengan kata-kata puitis.

Apakah Candrakusuma tahu jika wanita yang akan ia nikahi bukan Shanika, melainkan Niranjana? Pertanyaan itu masih mengusik relung batin Shanika. Hingga tubuh tinggi dan langsing Shanika tiba di kamarnya, dayang yang mengantarnya langsung pergi meninggalkan Shanika yang kesepian.

“Ramalan terkutuk!” umpat Shanika. Ia menendang kursi di meja rias hingga menimbulkan suara gaduh. Ramalan itu bukan hanya akan merenggut cinta pun membuat perhatian kedua orangtuanya hilang. Meski bungsu, Shanika tidak pernah mendapat kasih sayang. Selalu Niranjana yang mendapat perhatian dan pujian dari penghuni istana.

Shanika berlari ke sudut ruangan, ia terduduk di sana sambil memeluk lututnya sendiri. Kembali Shanika menangis merasakan luka di hatinya. Ia rindu Candrakusuma juga rindu kasih sayang orangtuanya. Beginilah Shanika, putri yang kesepian. Ia takut ramalan itu terbukti dan hidup menyendiri selamanya seperti ini, menangis tanpa ada orang yang menenangkannya dan tertawa tanpa ada orang yang berbagi dengannya.

Tanpa sadar Shanika tertidur dengan beralaskan lantai. Ia mulai bermimpi masuk ke dalam tempat berkabut dan yang ia dapati hanya pohon-pohon yang sudah tidak memiliki daun serta tanah yang ia injak begitu kering. Shanika tidak bisa memandang ke kejauhan. Kabut menutup semuanya hingga sedikit gelap.

Tiba-tiba ia melihat cahaya matahari di ujung kabut. Shanika berlari menuju cahaya itu. Rupanya ia langsung keluar ke tengah hutan di mana ada sebuah gua besar yang mulutnya tertutup semak belukar. Shanika terkejut mendengar suara desisan dari dalam gua. Ia mundur beberapa Langkah.

Dari dalam gua terlihat sepasang mata merah besar menyala. Pupil mata Shanika terbuka lebar dan suhu tubuhnya semakin turun. Shanika terus mundur hingga tersandung dan jatuh terjungkal. Karena panik, ia langsung bangkit dan berniat berlari. Namun ia kaget melihat ular bersisik hijau raksasa tiba-tiba muncul di depannya.

BIKASAWhere stories live. Discover now