37. Menuju Lembah Poek

1.1K 428 344
                                    

Aku minta maaf kemarin aku sakit jadi libur tidak update. Ke depannya aku akan usahakan untuk lebih sering update lagi. Makasih banyak sudah membaca Bikasa. Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya kalau kalian suka. Jangan berhenti di kalian saja yang baca novel ini. Ayok ajak teman kalian juga dengan share di media sosial. Ajak selingkuhan, tetangga sampai kucing kalian buat baca.

💐💐💐

"Apa yang terjadi pada negeri ini?" tanya Widyuta menurunkan pedangnya. Bikasa menceritakan kejadian yang terjadi setelah kepergian Anjaya. Widyuta beberapa kali mengerutkan kening. Sudut matanya terangkat. "Aku akan perlihatkan padamu apa yang terjadi di masa depan Ayahanda."

Bikasa turun dari kudanya. Dia mengulurkan tangan agar Widyuta menyentuhnya. Meski begitu, Widyuta tetap merasa ragu. "Bagaimana cara aku meyakinkan Ayahanda jika aku memang putramu di masa depan?" tanya Bikasa.

Widyuta memegang tangan Bikasa. Awalnya semua membaik hingga dia melihat dirinya sendiri membantai seisi negara dengan kekuatannya karena dirasuki Awuntah. "Makhluk terkutuk itu!" pekik Widyuta.

"Maharaja Anjaya berpesan, hanya Ayahanda yang bisa mengalahkan Awuntah karena seorang prebu di mana memiliki anugerah dari Wisnu," ungkap Bikasa.

Di saat itu Bikasa memperoleh firasat. Terdengar suara Shanika di pendengaran alam bawah sadarnya. "Awuntah menculik Ibunda," ungkap Bikasa.

"Apa? Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Widyuta bingung.

"Aku bisa membaca pikiran kekasihku. Dia di sana bersama dengan ibu dan mereka berdua diculik. Apa yang harus kita lakukan? Awuntah tidak boleh mengubah kembali takdir," jelas Bikasa.

Widyuta memasukkan pedang ke dalam sarung benda itu. Dia naiki kudanya. "Tidak ada cara lain. Kita harus pergi ke tempat Awuntah," jawab Widyuta.

"Di mana itu Ayahanda?" tanya Bikasa.

"Tidak ada yang tahu. Tapi kamu pasti tahu, lewat pikiran kekasihmu itu," jawab Widyuta. Pria itu menatap langit. "Masalahnya pun aku tak tahu cara mengalahkan Awuntah. Menurut legenda Maharaja Witaradya memotong tubuhnya dengan pedang ini dan menguncinya dalam tujuh permata. Harusnya pertama di tanganmu itu tidak menyatu demikian," jawab Widyuta.

Bikasa mengeluarkan sebuah pertama ruby dari tangannya. "Artinya ada seseorang yang menyatukannya kembali?" tanya Bikasa.

Widyuta mengangguk. "Dan orang itu punya tujuan untuk menghancurkan kita. Dia selamat dari kehancuran Jayakreta, tapi tak bisa keluar dari ebuh. Karena itu dia memancing seseorang untuk bisa masuk ke sana dan melepaskan Awuntah," ungkap Widyuta.

"Artinya orang itu keluar di saat orang yang dia pancing masuk?" tanya Bikasa.

Widyuta menganggukkan kepala. "Dengan lepasnya Awuntah, maka dia sendiri bisa keluar dari dalam ebuh dan sudah pasti dia bersekutu dengan Awuntah."

Bikasa berpikir dengan keras. Apa Tio? Tidak, selama ini dia selalu memberikan Bikasa jalan dan petunjuk. "Naik ke kudamu. Kita harus pergi sekarang juga!" tegas Widyuta.

Bikasa terbangun dari lamunan. Dia lekas naik ke kudanya. "Apa kau bisa mendengar suara kekasihmu lagi?" tanya Widyuta.

Bikasa tersenyum licik. "Lebih dari itu, aku bisa langsung menyeberang ke sana. Aku akan menyalakan petir ketika tiba di sana. Dan Ayahanda bisa mengikutinya," jawab Bikasa.

Pria itu menutup mata. "Panggil aku, Sha," pintanya berharap Shanika bisa mendengar perasaannya. Itu salah satu kesalahan yang dibuat Awuntah karena membawa Shanika sekalian. Karena gadis itu bisa memanggil Bikasa datang dalam hitungan detik.

Kini mata Bikasa berhadapan dengan Awuntah. "Bagaimana kau bisa kemari, Acalandra?" tanya Awuntah terkejut. Bikasa menarik pedangnya.
"Bikasa!" panggil Shanika. Awuntah yang tengah membelit Shanika dengan ekor menghempas tubuh gadis itu hingga terbentur ke dinding lereng. Shanika jatuh terkapar ke tanah. Prasasya meraih tubuh gadis itu.

BIKASAWhere stories live. Discover now