17. Sembunyikan

1.2K 449 343
                                    

"Ada aksara yang tertulis di sini. Jelas sekali ini mantra. Aku sudah berusaha membaca dan tak berhasil. Hanya seorang prebu Jayakreta yang bisa melakukannya," keluh Bikasa sambil menunjukkan benda itu pada Selly.

Wanita di depan Bikasa itu memperhatikan pedang yang ada di tangannya. "Pedang yang sangat indah dan aku yakin yang membuatnya bukan orang biasa. Pasti seorang pandai besi yang sudah terkenal pada masa itu dan pedang ini dibuat khusus untuk tujuan tertentu."

"Pada zaman itu, pedang untuk anggota kerajaan memang dibuat untuk alasan tertentu, pedang untuk perang, membela diri atau untuk dijadikan wadah," ungkap Shanika. Mata gadis itu tidak berpindah dari layar ponsel. Dia menjadi semakin penasaran hingga meminjam ponsel pribadi Bikasa sekadar scroll layar Tiktok.

"Sudah berapa lama kamu kuliah di bidang arkeolog?" tanya Selly dengan nada ketus.

Tak ada jawaban dari Shanika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak ada jawaban dari Shanika. Perempuan itu tetap saja lebih konsentrasi pada layar ponsel. "Percayalah, dia jauh lebih tahu banyak dibandingkan kamu. Hanya saja ada banyak hal yang pasti kamu lebih tahu dari dia dan aku ingin tahu itu."

Bikasa membuka kotak yang dia ambil dari perpustakaan kerajaan. "Kotak ini berisi piteket yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Widyuta," ungkap Bikasa.

Selly membuka salah satu naskah yang ada di sana. "Heran, ternyata kerajaan di Indonesia sebanyak ini. Bahkan mengingat kerajaan besar saja sudah sulit. Apalagi kerajaan kecil. Pendapat tentang Siliwangi saja sudah saling tumpang tindih dan aku harus memecahkan masalah tentang Widyuta yang jelas kerajaannya saja tidak diketahui."

Mauvee duduk di sandaran kursi di belakang Shanika. Mereka sama-sama menonton video singkat yang muncul pada aplikasi. "Ulangi yang ini!" tegas Mauvee.

"Ini?" Dalam layar terlihat beberapa wanita yang tergabung dalam girl grup tengah menarikan sebuah lagu. "Indah sekali," puji Mauvee.

"Apa yang mereka lakukan? Menari?" tanya Shanika.

"Iya. Laki-laki suka melihat ini. Percayalah. Kamu lakukan di depan Bikasa, dia pasti tidak akan berpaling," ungkap Mauvee.

Bikasa langsung melempar sebuah ensiklopedia pada sahabatnya itu. "Sekali lagi kamu berikan pemahaman sesat pada kekasihku, aku hilangkan kamu ke dimensi lain!" ancam Bikasa.

Shanika menunjukkan video itu pada Bikasa. "Bi, aku ingin ini," pinta Shanika menunjuk bando yang dikenakan oleh artis itu.

"Maaf, Nona. Kita sedang ada pertemuan penting. Kenapa kamu malah macam-macam? Kamu seperti anak yang baru lahir kemarin sore saja!" tunjuk Selly.

"Mengapa sampean bicara dengan keras? Apa yang salah dengan perdaban ini? Kenapa wanita bicara begitu lantang sekarang? Dahulu bahkan jika kita bicara tanpa izin dikatakan tidak sopan!" omel Shanika.

"Nenek tahu apa?" ledek Selly.

"Nenek?" Shanika terlihat tak terima.

Bikasa usap punggung Shanika. "Sha, kita membutuhkan bantuan Selly. Yang sabar, ya?" pinta pria itu.

BIKASAWhere stories live. Discover now