29| I'm a Good Boy

620 79 51
                                    

"YA! KENAPA KAU LAMA SEKALI?!"

Pekikan itu sudah yang kesepuluh kalinya. Shena tidak beranjak dari depan pintu kamar mandi sejak tujuh menit yang lalu. Wajahnya tampak kesal kala tangan kanannya terus menerus mengetuk pintu, sedang yang kiri tengah meremas rok sekolahnya untuk menahan perut yang sedang mulas, seakan isi di dalamnya tengah diaduk oleh mesin adonan.

"BAGAIMANA BISA RUMAH SEBESAR INI HANYA MEMILIKI SATU KAMAR MANDI!!!" protes Shena.

Shena dapat mendengar suara rintik air yang berhenti. Taehyung pasti mematikannya.

"BARU TUJUH MENIT! AKU BAHKAN MASIH BERJUANG UNTUK MENGELUARKANNYA!" terdengar pekikan frustasi Taehyung dari dalam sana.

"IUH! JOROK!" jawab Shena kesal.

Kemudian, rintik air kembali terdengar dan Taehyung tidak merespon apapun. Mungkin Taehyung begitu fokus dengan apa yang tengah ia lakukan di dalam sana.

Hampir sepuluh menit berlalu, hingga sakit perut yang Shena rasakan pun menghilang dengan sendirinya. Lantas Shena pun memutuskan untuk segera kembali ke dalam kamar dan bersiap ke sekolah. Namun tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka, Taehyung memunculkan kepalanya, bahu telanjangnya pun ikut muncul sebagian.

"Aku sudah selesai. Tapi belum mandi. Kau jadi? Masuklah, aku tidak akan mengintip."

Shena menyalang dengan cepat. "Kau gila? Bukannya keluar, justru masuk lagi ke dalam karena melihat dirimu di dalam sana."

Taehyung terkekeh. "Jadi tidak mau?"

"Tidak! Perutku sepertinya mengerti akan keadaan. Mulasnya hilang sendiri."

Dan lagi, Taehyung semakin terkekeh keras. "Bohong! Kau pasti takut jika nanti yang keluar justru yang lain."

"YA! MULUTMU!!! LEBIH KOTOR DARI AIR WC!"

Secepatnya Taehyung menutup pintu kamar mandi saat Shena sudah bersiap untuk menjambak rambut Taehyung.

Shena lantas mengembus napas kasar sembari menggeleng. Kemudian kembali berjalan menuju kamarnya.

Hari ini adalah ujian terakhir. Segalanya tentang kepusingan sekolahnya akan berakhir hari ini. Tidak ada lagi tugas menumpuk, jam pelajaran yang membosankan, hingga ujian-ujian yang begitu menegangkan. Untuk beberapa waktu, Shena akan bernapas lega dan menjalani hari-harinya dengan kebebasan, sebelum hasil pendaftaran di universitas yang ia mau keluar bulan depan.

Shena merapikan kembali kuncirannya. Suasana sekolah memang tidak sebaik biasanya, setelah kejadian minggu lalu, Shena benar-benar terasingkan. Namun hal itu tidak menjadi masalah untuknya, bagaimanapun sebentar lagi akan selesai. Dia akan menjalani lembaran baru setelah hari kelulusan tiba. Meskipun keinginannya bersama teman-teman terdekatnya untuk berfoto bersama disaat memakai seragam kelulusan sudah pupus. Setidaknya dia masih bisa berfoto bersama Taehyung yang pastinya akan hadir di acara kelulusannya.

Ponsel Taehyung berdering tepat di atas meja yang letaknya bersebelahan dengan cermin. Setelah memastikan nama pemanggil, Shena tanpa berpikir panjang langsung mengangkatnya.

"Ya! Kau dimana?! Aku sudah sampai di Treefpunkt sejak setengah jam yang lalu. Katanya harus datang pagi untuk belajar? Lagipula, kau aneh sekali! Padahal kau sering menonton film semacam itu, tapi kenapa tidak ada pelajaran yang bisa kau ambil? Apa karena kau terlalu menikmatinya? Atau sibuk memuaskan dirimu saat menonton sehingga tidak memiliki waktu untuk memahami beberapa gerakan untuk memuaskan Shena? Aish!"

"Ya! Kenapa tidak menjawab apapun? Apa kau ragu dengan ilmu yang kupunya? Meskipun aku tidak memiliki istri, aku ini hebat dalam hal-hal semacam itu. Aku mudah mengerti, ya walaupun belum pernah mencoba. Yang jelas, bawalah buku catatan dan pulpenmu! Aku akan membantumu agar kau tampak hebat saat menaklukan Shena. Ayo cepat pergi sebelum yang lain datang!"

AUGURYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora