59| Jalyo's Penance

397 77 33
                                    

Sebelum membaca part ini, jangan lupain kalau genre ini adalah romance & fantasy:)

Oke, agak sedikit panjang dan berantakan di part ini. Kalau ada yang gak kalian pahami bisa tulis di komentar yaa!

Selamat membaca


Ada banyak hal yang tidak kita ketahui di dunia ini, kendati beberapa hal lainnya dapat kita lihat dengan jelas dan dipahami dengan akal sehat. Namun begitulah cara Tuhan berkehendak untuk mengendalikan alam semesta beserta isinya.

Mungkin kakek Jalyo memang harus menjelaskan sebuah hal yang tidak masuk akal kepada Jowha, kendati itu memang terjadi kepadanya dan beberapa orang. Jowha pasti akan terkejut dan bisa saja tidak serta merta mengangguk percaya atas apa yang kakek jelaskan. Itulah mengapa saat ini kakek mencoba mengembus napasnya dengan banyak beban yang ia pikirkan. Sementara Jowha yang sedang duduk di sampingnya masih terus melekatkan atensi dengan tatapan tajamnya.

"Aku ini seorang pembunuh, Jowha."

Sebuah pembukaan yang kakek utarakan sukses mengejutkan Jowha.

"Aku telah membuhuh Guwni, Istriku."

Bola mata Jowha seakan hampir keluar saat ia mendengar kalimat kedua yang terdengar begitu menyeramkan dan tidak masuk akal.

"Lalu Shena dan Taehyung adalah dua orang yang kujadikan sebagai penebusan dosaku kepada Guwni."

Mata membola Jowha mulai bergetar kala ia sama sekali tidak mengerti atas pembahasan itu. Dan pandangannya kepada kakek pun berubah drastis, kakek terlihat seperti seorang pendosa yang menyeramkan.

"A-apa maksudmu? Bisakah kau berbicara dengan jelas?" tanya Jowha sedikit tegas, kendati ia sedang terkejut setengah mati.

Kakek menatap Jowha sekilas sebelum akhirnya ia kembali melempar tatapnya ke hamparan permadani biru yang berkilat-kilat. Bersama angin laut yang menerpa lembut, kakek kembali mengembus napasnya.

"Saat usiaku 20 tahun, aku mengelola sebuah perusahaan Landscape (Desain Taman). Semuanya tidak berjalan terlalu lancar, hingga akhirnya aku bertemu dengan Guwni, dia adalah seorang penjual bunga. Pertemuan itu bukanlah pertemuan yang tidak disengaja, sebuah mimpi yang terus menerus hadir dengan alur yang selalu sama itu menuntunku untuk menemukan Guwni."

Jowha menggeleng tidak percaya.

"Pada akhirnya kami menikah, namun aku merasa perusahaanku tidak kunjung berkembang pesat. Hingga akhirnya aku meragukan mimpiku dan Guwni. Semakin aku mencari tahu, Guwni di dalam mimpiku pun menjadi tidak mirip dengan Guwni yang kunikahkan di dunia nyata. Di sisi lain aku menjadi semakin berambisi, namun semuanya tidak sesuai dengan yang kuinginkan. Akhirnya kami selalu bertengkar, aku bahkan tidak sungkan untuk menamparnya."

Kakek mengembus napasnya sejenak.

"Mungkin aku sudah dibutakan dengan ambisi, sampai pada satu malam aku seperti mendengar bisikan yang terus mendorongku untuk membunuh Guwni. Aku mulai mempertimbangkannya seperti memikirkan Guwni yang tidak berguna lagi untukku, ditambah pula karena dia sering sekali menghubungi seorang lelaki tanpa sepengetahuanku. Dua hal itu pun membuatku merencanakan pembunuhan untuk Guwni. Namun semuanya tidak berjalan lancar saat hari itu tiba. Ketika di perjalanan menuju lokasi dimana aku akan membunuhnya, tiba-tiba kami kembali beradu argumen, dan aku kehilangan kendali sehingga mobilku terperosok ke dalam jurang. Guwni meninggal detik itu juga karna ia terlempar dari dalam mobil."

Kakek Jalyo menjeda ceritanya. Ia mengatur napasnya yang terdengar begitu berat.

"A-aku hidup dengan rasa bersalah setelahnya. Semua orang hanya tahu bahwa aku menjadi seorang tahanan karena lalai dalam mengemudi, mereka tidak tahu bahwa sebenarnya aku telah berencana cukup lama untuk membunuh istriku, dan hari itu adalah hari dimana aku akan melakukannya. Lalu saat Guwni pergi dari sisiku, aku mulai menyadari bahwa sebenarnya perusahaanku sudah jauh berkembang dan sukses, aku hanya dibutakan dengan keserakahan sehingga aku tidak menghargai apa yang telah kupunya. Hal yang membuatku lebih terpuruk lagi adalah saat aku mengetahui bahwa lelaki yang selalu dihubungi Guwni adalah seorang Psikiater, Guwni telah melakukan pengobatan selama satu tahun karena mentalnya mulai terganggu akibat permasalahan rumah tangga kami yang terdengar tidak masuk akal."

AUGURYNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ