68| A Line

240 40 23
                                    

Hailoo Genggie!

Aku ingin meminta ribuan maaf kepada kalian semua karena harus menghilang selama hampir setahun dan menggantungkan cerita ini:" Maaf sekali, karena kemarin aku harus mengikuti sebuah Training yang tidak memperbolehkan aku memegang gadget.

Dan sekaranggg, aku kembali!

Aku ingin mengupload part ini dulu agar aku bisa konsisten nulis lagi, karena jujur aja aku perlu membaca ulang beberapa part untuk merefresh ingatanku tentang alur ini.

Makasih banyak ya kalian yang masih nungguin dan nagih nagihin terus. Berkat kalian, aku jadi bersemangat untuk ngelanjutin cerita ini lagi. 

Laffff<3

Oke, selamat membaca!!

Surai gadis yang sedang menyeret koper itu melambai-lambai menutupi wajahnya sebagian, sehingga sebelah tangannya yang sedang tidak memegang apapun berusaha untuk menyeka. Pupilnya membesar ketika dia memastikan kembali bahwa rumah kayu di depan sana memanglah rumah yang akan ia tuju.

Fokusnya kepada rumah itu pun seketika beralih, pada langkah ke sembilan dia menyadari di depan sana, dua orang sedang berdiri tegak menatap dirinya dengan wajah yang begitu terkejut. Lantas wanita itu ikut terkejut, sedikit menjadi kikuk sehingga ia mematung.

"S-shen.." Seorang lelaki bersuara.

"Benar kan? Dia memang mantan istrimu?" Sementara wanita di sampingnya berseru penuh semangat dengan mata membola, dia menghampiri sosok yang masih berdiri membawa koper.

"Shena-ssi? Senang sekali bisa melihat dirimu secara langsung. Kau memang cantik ya, sama seperti yang Taehyung ceritakan." Lalu wanita itu menutup mulutnya. "Astaga! Maaf aku terlalu lancang berbicara seperti itu padamu. Hanya saja, aku terlalu senang bertemu denganmu," imbuhnya kala ia menyadari bahwa dia terlalu cepat menjadi akrab.

"Ah benar! Kopermu pasti berat sekali," ucap Jiya lagi, kemudian dia menoleh ke arah Taehyung. "Taehyung-ssi! Apa kau hanya berdiri begitu saja ketika melihat wanita kesulitan?"

Air wajah Taehyung yang semula terkejut pun berubah menjadi datar, ia melangkah mendekati wanita itu dan mengambil alih koper itu.

"Kau ingin bertemu kakek?" tanya Taehyung.

Mereka bertatapan cukup lama hingga akhirnya wanita berambut pirang itu menggangguk seraya tersenyum tipis. Taehyung pun melangkah lebih dulu untuk masuk ke rumah kakek Jalyo.

Setelahnya, dengan sedikit mengacuhkan Taehyung, Jiya pun kembali memberikan fokusnya kepada Shena, Jiya mencoba untuk membantu Shena dengan membawa koper. "Kebetulan sekali ya kau dan Taehyung bertemu di sini. Dia baru saja sampai di sini semalam."

Shena lantas menoleh ke arah Jiya dengan wajah sedikit curiga. "Apakah kau istri baru Taehyung?" tanya Shena.

Mata Jiya sontak membola dengan kepala yang ia gelengkan dengan cepat beserta kedua tangannya yang bergerak cepat menyanggah pertanyaan Shena. "T-tidak! Aku hanya temannya dan kebetulan sekali juga ingin bertemu kakek Jalyo, ceritanya panjang sekali, tapi yang jelas aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Taehyung."

Shena lantas mengangguk dan kembali melangkah. "Aku hanya ingin tahu saja," jelasnya tanpa berkontak mata dengan Jiya.

Masih dengan penampakan yang sama, kakek Jalyo masih tertidur dalam keadaan mabuk. Dan di sudut ruangan, terlihat Taehyung yang sedang duduk di sebuah kursi dengan tangan yang ia lipat, matanya menatap kakek.

Taehyung tidak mengalihkan pandangannya sekalipun Shena berdiri di sampingnya, dia ikut menatap kakek.

"Apakah kakek sudah lama tertidur?" tanya Shena.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AUGURYWhere stories live. Discover now