8| I will do!

880 87 12
                                    

Jowha kembali membola, ia bahkan tersedak soda yang sedang ia teguk. "Jadi dia benar-benar ada? Lalu kau sudah melamarnya tanpa persetujuanku? Kupikir kau sedang bercanda tadi," tanyanya memastikan segala hal yang baru saja Taehyung ceritakan.

Taehyung mengangguk dengan tatapan kosong. "Tapi sifatnya beda sekali dengan yang ada di mimpiku," keluhnya.

Kali ini Jowha kembali tersedak saat tertawa lepas karena ucapan Taehyung. Apalagi wajah Taehyung tidak bersemangat.

Jowha masih menertawainya hingga ia kesal sendiri karena dianggap menyedihkan, lantas lelaki ikal dengan kemeja yang lengannya digulung hingga sesiku itu mendongakkan dagunya. "Tapi dia cantik sekali! Soal sifat kurasa bisa kutakhlukkan seiring berjalannya waktu," ucap Taehyung diakhiri dengan bibir yang melengkung lebar.

"Benarkah? Secantik apa? Benar-benar rupawan seperti seorang dewi?" tanya Jowha.

"Kau ingat seorang gadis yang membuat keributan di toko kita?" Kali ini Taehyung memajukan tubuhnya agar lebih dekat dengan Jowha yang sedang berpikir keras.

"Hmm.. yang memiliki gigi kelinci? Wajahnya tidak terlalu oriental, sangat cantik tapi sikapnya buruk. Apakah kau mendapati gadis sepertinya?" tanya Jowha lagi.

Taehyung pun menghela napas. Matanya dipejamkan guna menahan emosi kepada Jowha yang kembali memperjelas bagaimana Shena di matanya.

Melihat Taehyung yang seperti itu pun membuat Jowha terkesiap. Dia ternganga, matanya membola tidak percaya. "D-d-dia orangnya?!!?

Lalu Taehyung mengangguk pelan. Dan saat itu pula Jowha sedikit memekik dengan suara beratnya, dia mengigit tangan yang sedang ia kepala. "Huhhh, aku merinding mendengarnya."

"Aku sudah mulai menerima dirinya." Taehyung semakin lemas.

Kali ini Jowha merapatkan duduknya di samping Taehyung, dia juga merangkul lelaki itu. "Persetan dengan sifatnya, kau harus tetap mencobanya. Kali ini aku berada di pihakmu, kurasa mimpimu memang sebuah pertanda. Kau pikir saja lagi, semua seakan sudah diatur. Lebih baik terikat dalam kontrak, agar sewaktu-waktu kau bisa cerai dengannya."

Taehyung benci sekali dengan kata-kata perceraian. Padahal dia belum memulai apapun, tapi semua orang sudah berbicara tentang perceraian. Lantas Taehyung menghela napas.

"Sudah. Shena sudah mengurus surat kontrak pernikahannya." Taehyung pun bertopang dagu. Dia bahkan menutup matanya saat Jowha bernapas lega.

"Memang harus seperti itu. Itu jalan terbaik untuk kalian yang hanya saling memikirkan keuntungan."

Taehyung mengangguk, bukan karena ia setuju, namun ia tidak tahu lagi harus berkata apa.

"Apa Dyna boleh kuberi tahu soal ini?" tanya Jowha kemudian.

"Jow, aku sengaja menceritakan ini saat Dyna sudah pulang. Lalu sekarang kau masih bertanya?" Taehyung menjawab dengan kesal.

"Sensi sekali, harusnya kau bahagia akan menikah, kau akan menjadi orang kaya." Ucapan Jowha tidak digubris oleh Taehyung, lantas ia mengembus napas kasar.

"Taehyung." Panggilnya tiba-tiba, mendadak Jowha menatap serius ke arah Taehyung. "Kau menyukai Dyna, ya?" tanya Jowha setelah Taehyung membalas tatapnya.

Lelaki ikal itu pun langsung berdiri. "Bisa bisanya kau bertanya seperti itu kepada lelaki yang sebentar lagi akan menikah." Dia tertawa.

"Ayo pulang. Besok temankan aku melihat rumah yang akan kutempati bersama Shena." Taehyung pergi begitu saja.

Jowha yang masih duduk pun tersenyum miris saat melihat punggung Taehyung yang telah berjalan meninggalkannya. Jowha merasa dugaannya itu benar, Taehyung jatuh cinta pada Dyna, hanya saja tidak mampu mengungkapnya.

AUGURYWhere stories live. Discover now