42| A Lie

516 78 176
                                    

Tarik napas!

Buang!

Tarik!

Buang!

Oke,

Selamat membaca

Dulu, setiap berbicara dan mengingat Pulau Jeju, segalanya adalah tentang Taehyung dan Shena. Ada banyak hal manis dan membahagiakan yang terjadi di Jeju. Namun tidak Taehyung sangka, hari ini Jeju tidak hanya milik kenangan mereka, ternyata Shera ikut mengukir kenangannya bersama Taehyung disini.

Tidak seburuk yang Taehyung duga. Berbeda dari hari kemarin, saat ini Taehyung hampir membuka dirinya kepada Shera. Taehyung banyak tertawa dan berbicara bersama Shera yang duduk di sampingnya dalam penerbangan. Dan seperti biasa, Taehyung masih sering memandangi Shera, hanya saja kali ini tatapan cukup teduh.

Sesampainya di Jeju, mobil yang mereka sewa disana pun langsung mengantarkan mereka ke Yumin Art Nouveau. Shera dengan senyuman khasnya pun menggeleng tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat. Sebuah bangunan unik seakan menjadi objek dambaannya saat ini, sementara Taehyung masih menganggap Shera sebagai objek tatapannya. Apakah mungkin Shera telah menjadi objek dambaan bagi Taehyung?

"Aku tidak tahu cuaca di Jeju akan sedingin ini," celetuk Shera saat mereka tengah berjalan di sisi kolam ikan. "Oh ya, ngomong-ngomong, boleh bertanya tidak?" Kemudian Shera berjalan mundur guna menatap Taehyung yang sedang berjalan di belakangnya.

"Tentu," jawab Taehyung dengan kedua tangan yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Kenapa tiba-tiba kau langsung memutuskan kepergian kita ke Jeju?" tanya Shera sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan keamanan jalan yang berada di belakangnya.

"Sedang ingin saja," jawab Taehyung.

"Memangnya tidak masalah jika Treefpunkt ditinggal terus?"

Taehyung mengangkat sebelah alisnya. "Aku bossnya. Kau lupa?"

Shena pun terkekeh sambil mengangguk. "Benar juga."

"Kau sih, saat menjadi kurator tidak mau berkenalan langsung dengan pemiliknya," sindir Taehyung.

"Itu kan sudah menjadi kode etik kurator makanan. Tapi diam-diam aku sudah mengenal siapa pemilik Treefpunkt, bahkan aku mengenalnya lebih jauh dari sekedar kenal."

"Bahkan kita sudah tidur bersama di dalam mimpi, lalu kau mendengar keluh kesahku mengenai Treefpunkt. Benarkan?" jelas Taehyung. Dan Shera mengangguk semangat membenarkan penjelasan Taehyung.

Lalu tiba-tiba, Taehyung memegang kedua bahu Shera dan menahan langkah mereka. Shera lantas memandangi Taehyung dengan wajah kebingungan.

"Kenapa?" tanya Shera.

Taehyung mendongakkan kepalanya ke sebelah kiri, menatap ke arah belakang Shera. "Ada batu di belakangmu, kau bisa tersandung." Kemudian Taehyung membawa Shera untuk berdiri di sampingnya. "Lebih baik kau berjalan di sampingku," jelasnya lagi.

Shera sempat memasang senyum tersipu, namun selang beberapa detik kemudian dia menghapus senyumnya dan kembali berjalan.

"Ayo cepat! Aku sudah tidak sabar melihat suasana di dalamnya!" Shera menambah kecepatan langkahnya.

Melihat tingkah Shera, Taehyung pun sukses terkekeh.

Shera seperti telah masuk ke dalam dunia seninya sendiri. Dia memperhatikan satu persatu objek seni dengan teliti.

Sama seperti Shera, Taehyung juga sibuk memperhatikan, bukan objek seni, melainkan Shera. Dia suka sekali menatap Shera, lalu tersenyum sendiri.

Shera dengan dress hitamnya sukses mencuri perhatian Taehyung. Apalagi saat dia tersenyum, Taehyung sungguh menyukai senyum itu. Semacam senyum yang selalu ia rindukan.

AUGURYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt