61| Someone who Hurts

419 81 61
                                    

Sayatan yang Taehyung tinggalkan di lengan Shena adalah luka yang cukup dalam, namun sepertinya luka itu tidak terlalu berarti untuk Shena yang hanya termenung saat lukanya sedang mendapatkan penanganan di UGD. Shena dengan wajah lebamnya terus menatap kosong, bayang-bayang Taehyung yang memborgol tangannya sendiri selalu hadir dalam benaknya.

Namun lamunannya selesai saat ia menyadari perawat sedang menutup luka itu dengan perban. "Tolong jangan diperban. Cukup diobati saja."

"Tapi lukamu cukup dalam dan panjang. Lukamu perlu ditutup, jika tidak akan kembali berdarah," jelas perawat yang menangani Shena.

Shena lantas menarik paksa tangannya, lalu ia membuka setengah gulungan perban yang telah menutupi lukanya.

"Shena-ssi, bisakah kau mengikuti apa yang perawat jelaskan?" tanya Jowha sedikit kesal.

Shena refleks menatap Jowha, tidak kalah kesal. "Ya! Aku tidak ingin Taehyung melihat tanganku diperban! Aku tidak ingin dia merasa bersalah dan sedih."

Jowha terdiam. Dia tidak menyangka Shena masih memikirkan Taehyung di saat lengannya sempat dibanjiri oleh darah. Jowha yakin sekali rasanya pasti sangat perih.

"Kalau begitu aku hanya akan menutupi lukamu dengan plaster, tapi kau harus menggantinya sendiri setiap dua kali sehari. Untuk sementara waktu, lebih baik kau mengenakan baju berlengan panjang agar lukamu tidak terlihat. Hindari lukamu dari gesekkan keras, benturan, dan hal lainnya yang akan menyebabkan darahmu mengalir lagi." Penjelasan perawat itu pun disetujui oleh Shena. Wanita itu mengangguk dan kembali terdiam.

***

Hembusan angin membawa helai rambut Shena menari menutupi wajahnya yang sendu. Wanita yang ditutupi jaket berukuran besar milik Jowha itu menunduk saat kedua tangannya bertengger pada tepi jembatan.

"Sampai kapan kau terus berdiri di sini? Kau bisa membeku. Ayo masuk ke mobil! Aku akan mengantarmu pulang," ajak Jowha untuk yang kesekian kalinya. Mereka telah berdiri di tepi jembatan selama setengah jam.

"Kau tahu? Ternyata selama ini aku hanya membohongi perasaanku. Aku tidak pernah membenci Taehyung, sama sekali. Aku---Aku justru semakin mencintainya sejak kami resmi bercerai."

Dengusan Jowha merespon pernyataan Shena. "Semua orang tahu akan hal itu," jawabnya. Shena yang kembali berkaca-kaca pun refleks menatap Jowha. Ekspresinya berubah menjadi kaget dengan kedua alis matanya yang tertekuk.

"Semua orang tahu?" tanya Shena untuk memastikan. Dan Jowha mengangguk dengan cepat.

"Aku, Dyna dan yang lainnya tahu bahwa kau masih sangat mencintai Taehyung. Bahkan Hejoon pun menyadarinya," jelasnya lagi.

Shena cukup terkejut, pasalnya ia sendiri tidak begitu peka dengan perasaannya.

"Jow, tapi aku baru tahu saat Hejoon yang menyadariku. Saat itu, aku kecewa kepada Taehyung yang berubah setelah ia mengetahui kekuranganku, lalu aku bertemu Hejoon, dia terlihat berbeda dari Taehyung, Hejoon seperti tidak mempermasalahkan tentang kekurangan yang kumiliki, lantas aku ingin sekali menjalin hubungan bersama Hejoon. Namun setelah Hejoon berbicara bahwa aku masih sangat mencintai Taehyung, aku mulai menyadari hal itu, aku masih hidup dalam bayang-bayang Taehyung. Dan aku hanya mengejar Hejoon karena lelaki itu bisa menerima kekuranganku, aku tidak mencintai Hejoon sama sekali," jelas Shena.

"Dari semua orang yang menyadari bahwa kau masih mencintai Taehyung, hanya Taehyung sendiri yang tidak menyadari itu. Dan ternyata kau pun juga mengaku telat menyadari perasaanmu sendiri. Itulah sebabnya kau dan Taehyung ditakdirkan untuk bertemu. Kalian adalah dua orang bodoh dalam percintaan."

Shena menunduk saat mendengar kalimat menohok yang Jowha utarakan dengan ketus.

"Coba kau renungkan, dimanakah akar permasalahanmu dan Taehyung? Apakah benar karena kekuranganmu, atau ada hal lain? Boleh aku menebak? Bukankah karena kau tidak terbuka kepada Taehyung? Aku sering sekali mendengar keluhan Taehyung yang selalu penasaran denganmu. Itu terdengar sangat aneh, padahal kalian sudah menjadi suami istri."

AUGURYWhere stories live. Discover now