56| They Live in the Grey

533 88 40
                                    

Pada akhirnya Lee Taehyung mendapatkan jawabannya secara langsung. Dimana semua ucapan dan upaya orang terdekatnya untuk membuatnya melupakan Shena merupakan keputusan akhir yang terbaik. Memang segalanya telah usai sejak ketukan palu di meja hijau beberapa bulan yang lalu terjadi. Antara dirinya dan Shena tidak lagi memiliki ikatan apapun, hanya saja Taehyung masih terus mengharapkan kesempatan kedua yang mungkin akan terjadi kendati terlihat begitu mustahil.

Pikirannya sedang tidak jernih, ia merasa ada banyak kalimat yang bertabrakan di benaknya. Setelah sampai di rumah, dia pun melampiaskan seluruh masalahnya dengan dua bungkus sigaret. Dia juga sudah menghabiskan empat botol soju.Namun sayang, gulungan tembakau itu tidak membantu Taehyung sama sekali, kenyataannya semua masalah itu tidak membumbung bersama kepulan asap. Begitupula dengan soju yang tidak membuatnya tumbang dan tertidur. Masalah itu masih bertalu, terus menusuk isi kepala dan hati.

Lantas, haruskah Taehyung mencobanya? Sebungkus bubuk yang sempat ia beli beberapa waktu lalu, dengan iming-iming akan melepas seluruh beban pikirannya. Bukankah tidak masalah dia mencoba barang itu? Barangkali dia tidak perlu berpikir untuk mati setelah memakainya. Atau mungkin saja setelah mencoba bubuk terlarang itu akan membuat dirinya tidak terfokus lagi kepada Shena.

Taehyung terus menatap bungkus itu. Jujur saja, itu adalah pertama kalinya dia memegang benda kecil dengan pengaruh yang besar. Dia terus merenungi bagaimana nanti jika dia menjadi seorang pecandu, namun di sisi lain pun dia merasa tidak masalah akan hal itu, karena hidupnya sudah hancur berkeping, lantas ada semoga di dalam hatinya barangkali berkat bubuk itu, candunya kepada Shena akan beralih kepada bubuk itu.

Dalam ruangan yang temaram dan beraroma kuat dari berbagai jenis alkohol, Taehyung pun memutuskan untuk mencobanya. Dia sudah meracik bubuk itu, lalu menghirupnya lewat sigaret.

Matanya terpejam kala dia menghirup kepul kenikmatan itu dalam-dalam. Karena ia mengonsumsi lewat sigaret, lantas hal itu bereaksi cepat. Amfetamin langsung mendorong hormon dopaminnya beribu kali lipat dari batas wajar. Dan Taehyung merasa seluruh bebannya lenyap begitu saja. Dia melayang menuju tempat yang begitu tenang, ketenangan yang terasa akan abadi.

Tidak apa yang benar-benar sedang ia bayangkan, namun Taehyung tidak menyangka reaksinya akan senikmat ini. Dia terus menghirupnya lebih dalam lagi agar surga dunia yang ia rasakan tidak berakhir cepat.

***

Shena masih terus mencari titik terang dari pikirannya yang semakin menyuram. Harapan baik terus berseru di dalam hati kecilnya untuk menepis seluruh bayangan buruk tentang Hejoon.

Dia tidak mungkin kembali kepada Anne di saat kami sudah saling membalas rasa.

Dia bukan lelaki gegabah yang akan melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang.

Kalimat itu terus meyakinkan dirinya sendiri sebagai iringan langkah ragunya menuju rumah Hejoon. Perjalanannya tidak jauh lagi, namun entah mengapa Shena seakan sengaja memperlama dirinya untuk sampai.

Atap rumah Hejoon mulai terlihat dan Shena meremat tangannya cukup erat. Saat langkahnya sudah sampai di depan halaman rumah Hejoon, perasaan ragu pun mulai berganti dengan dorongan penasaran yang kelewat gigih. Dia ingin menjawab seluruh dugaan itu dengan cepat.

Mungkin keinginannya baru saja dikabulkan oleh semesta. Entah itu sebuah kebaikan atau justru menjadi bom untuk dirinya sendiri. Jendela berkaca lebar dan panjang tanpa tirai itu seakan tengah membantu Shena untuk tidak perlu bersusah payah mencari cara untuk mencari jawaban, Shena dengan jelas dapat melihat Hejoon dan Anne tengah berpelukan dan berciuman di depan jendela kamar Hejoon yang terletak di lantai dua. Shena bahkan melihat kala Hejoon membawa tangan Anne untuk melingkar di tengkuknya.

AUGURYWhere stories live. Discover now