46| You don't do it

538 92 127
                                    

Hailoo!
Semoga kalian belum pada tidur dan lagi gabut ya😌

Jujurly, aku ngetik part ini bener2 SKS (Sistem kebut sejaman) jadi kalau ada alur yang agak gak nyambung boleh bantu komen ya biar aku bisa perbaiki:)) kalau ada typo bertebaran harap maklumi yaa🤝

Okee, selamat membaca💜💜💜

Genggaman Hejoon dan Luc harus terlepas kala mereka telah sampai di depan koridor sekolah.

"Daddy! Bolehkah aku menjawab asal di ulangan kali ini? Hanya satu soal saja."

Pertanyaan aneh yang baru saja Luc sampaikan sukses membuat Hejoon terkejut, hingga Hejoon dengan cepat mengimbangi tinggi mereka. Tidak hanya Hejoon, Shena yang berada di belakang Hejoon ikut terkejut dan memasang telinga dengan baik untuk mendengar percakapan unik itu.

"Kenapa tiba-tiba ingin menyalahkan satu soal disaat semua orang ingin mendapatkan nilai sempurna?" tanya Hejoon kebingungan.

Lantas Luc memiringkan bibirnya bersama mata yang telah merotasi pelan. "Apakah kau mengingat Areum? Dia teman sekelasku."

Hejoon pun mengangguk kala ia telah membayangkan wajah Areum yang selalu bermain bersama Luc setiap kali mereka menunggu jemputan.

"Kenapa dengan Areum?"

"Saat ulangan kemarin Areum menangis karena nilainya lebih rendah dariku, jika saja aku tidak mendapatkan nilai 100, Areum yang hanya mendapatkan nilai 95 pasti akan menjadi yang tertinggi di kelas," jelas Luc sedikit malu-malu.

Sementara sang ayah telah menyimak begitu serius, seakan tindakan Luc begitu berbahaya dan akan merubah masa depan bangsa.

"Luc! Itulah yang disebut dengan berkompetisi. Jika Areum ingin menjadi yang tertinggi, maka dia harus belajar dengan giat, bukan menangis. Itu bukan salahmu, Luc."

Shena yang semula tersenyum gemas karena Luc, seketika menjadi kesal saat mendengar ucapan Hejoon.

"Aku juga sedang bosan mendapatkan nilai 100 terus menerus. Aku ingin mengoleksi beberapa lembar ujian dengan nilai yang bervariasi," jelas Luc seraya memilin tali tas sandangnya.

"Oh, Luc! Kau bercanda? Justru mempertahankan nilai yang tinggi itu baik. Kau seharusnya bersyukur. Kenapa kau seperti ini?"

Shena sungguh tidak dapat menahan lagi rasa kesalnya kepada Hejoon yang begitu membosankan dan kaku. Lantas Shena mendekati Luc dan mengimbangi tinggi mereka.

"Coba kutebak! Kau sedang menyukai Areum ya?" ledek Shena dengan senyum isengnya. Sementara Luc secepat mungkin melirik sang ayah dengan ekspresi waspada.

"S-shena-ssi, apa yang sedang kau bicarakan?!" tanya Hejoon yang begitu terkejut.

"Jika kau menyukai Areum dan tidak suka melihat Areum sedih melihat nilainya lebih rendah darimu, maka kau bisa mengajak Areum belajar bersamamu. Dengan begitu kurasa kalian akan bisa mendapatkan nilai 100 bersama."

Luc sukses membola bersamaan senyum yang merekah. "Cemerlang! Aku akan membuat Areum menjadi sehebat diriku! Pasti Areum sangat senang jika aku mengajaknya belajar bersama!"

Shena menggangguk dan tersenyum.

"Terimakasih kakak!" Luc membungkukkan tubuhnya. "Aku akan masuk ke dalam kelas dan menemui Areum." Lalu Luc berlari meninggalkan mereka. Namun tiba-tiba dia berbalik badan.

"Daddy! Tenang saja, aku tidak jadi mengoleksi angka selain 100 di lembar ujianku!" Luc kembali berlari ke dalam kelasnya.

Sementara Shena menoleh ke arah Hejoon yang tengah tersenyum canggung. Hejoon yang merasa sedang ditatap itupun lantas melirik ke arah Shena.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang